Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Sakit Kepala akibat Hipertensi dan Hipotensi

Kompas.com - 30/08/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sakit kepala adalah salah satu tanda tekanan darah tinggi (hipertensi) atau tekanan darah rendah (hipotensi) yang dapat dirasakan penderita.

Dikutip dari I Hate Headaches, tekanan darah mengukur seberapa besar tekanan yang diberikan pada dinding arteri saat jantung berdetak (tekanan sistolik) dan saat jantung istirahat (tekanan diastolik).

Tekanan darah normal berbeda untuk setiap orang, tetapi ada kisaran yang menjadi standarnya.

Baca juga: 14 Tanda-tanda Sakit Kepala Berbahaya

Merujuk pada Kementerian Kesehatan RI, rata-rata tekanan darah normal adalah kurang dari 130/80 mmHg, tetapi tidak lebih rendah dari 120/70 mmHg.

Kepala kita dilalui oleh darah sehingga bagian tubuh ini juga bisa merespons saat merasakan perubahan tekanan, seperti yang dikutip dari WebMD.

Jika tensi tidak normal, tengkorak kita akan mendapatkan tekanan yang berbeda hingga menyebabkan sakit kepala.

Apalagi, jika tekanan darah melonjak atau turun secara drastis, rasa sakit di kepala mungkin bisa lebih terasa.

Baca juga: Mengapa Sakit Kepala Terus-menerus? Kenali 5 Penyebabnya

Tekanan darah tinggi (hipertensi) ataupun tekanan darah rendah (hipotensi) umum menjadi penyebab sakit kepala.

Sakit kepala karena tekanan darah rendah disebut juga sebagai hipotensi intrakranial spontan (SIH) dan sakit kepala karena tekanan darah tinggi disebut juga sebagai hipertensi intrakranial idiopatik (IIH). Bagaimana perbedaannya?

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut perbedaan sakit kepala saat hipertensi dan hipotensi.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Sakit Kepala Terus-menerus

Sakit kepala tanda hipertensi

Dikutip dari WebMD, gejala sakit kepala bertekanan tinggi sering kali mirip dengan gejala tumor otak.

Itulah sebabnya IIH disebut “pseudotumor cerebri” atau “tumor otak palsu”.

Ciri khas sakit kepala akibat tekanan darah tinggi meliputi:

  • Sakit di kepala seperti migrain atau berdenyut yang sering kali memburuk did pagi hari
  • Sakit leher dan bahu
  • Sakit kepala yang bertambah parah saat batuk, bersin, atau beraktivitas
  • Sakit kepala parah yang berlangsung lama
  • Perubahan penglihatan atau telinga berdenging

Baca juga: 12 Cara Sederhana Mengatasi Sakit Kepala Tanpa Obat

Sakit kepala tanda hipotensi

Sakit kepala bertekanan rendah sering kali bertambah parah saat Anda berdiri atau duduk.

Penyakit ini bisa dimulai di bagian belakang kepala, terkadang disertai nyeri leher, meski bisa juga dirasakan di seluruh kepala.

Sering kali sakit kepala menjadi lebih buruk saat Anda batuk, bersin, dan beraktivitas.

Sakit kepala bisa sedikit mereda jika Anda berbaring.

Ciri khas sakit kepala akibat tekanan darah rendah, biasanya diikuti dengan gejala lain, seperti:

  • Telinga berdenging
  • Pendengaran teredam
  • Pusing
  • Mual

Baca juga: 11 Obat Alami untuk Mengatasi Sakit Kepala yang Perlu Diketahui

Untuk memastikan penyebab sakit kepala Anda, apakah hipertensi atau hipotensi, pemeriksaan tensi diperlukan.

Ada juga kondisi lain yang bisa menjadi penyebab sakit kepala, seperti aktivasi saraf trigeminal, ketegangan otot, dan perubahan hormon.

Dikutip dari Healthline, saraf trigeminal adalah saraf utama yang ditemukan di kepala dan wajah Anda. Salah satu fungsinya adalah mengirimkan informasi sensorik dari berbagai struktur dan jaringan di area tersebut di otak.

Dengan demikian, penting untuk periksa ke dokter. Apalagi, jika sakit kepala Anda berlangsung terus-menerus dan mengganggu aktivitas.

Baca juga: Obat Sakit Kepala dan Efek Sampingnya yang Perlu Diperhatikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau