KOMPAS.com - Setiap tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia. Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus melawan stigma yang kerap melekat pada penderita penyakit ini.
Untuk mengenal lebih jauh masalah kesehatan ini, kenali apa itu alzheimer, penyebab, dan gejalanya.
Baca juga: Para Ilmuwan Temukan Proses Sel Otak Mati Akibat Penyakit Alzheimer
Baca juga: Anda Susah Tidur? Segera Atasi Agar Bebas Penyakit Alzheimer
Menurut informasi dari ClevelandClinic, penyakit Alzheimer adalah kelainan otak yang menyebabkan penurunan progresif dalam daya ingat, berpikir, belajar, dan keterampilan berorganisasi.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Demensia merupakan keadaan fungsi mental seseorang yang menurun secara dramatis. Ini bukan penyakit spesifik.
Penyakit Alzheimer memburuk seiring waktu. Pada akhirnya, akan memengaruhi kemampuan penderitanya dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari.
Sayangnya, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kelainan otak ini.
Melansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 15 Maret 2023, ada lebih dari 55 juta orang menderita demensia di seluruh dunia saat ini.
Lebih dari 60 persen di antaranya tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Setiap tahunnya, terdapat hampir 10 juta kasus baru.
Baca juga: 7 Tahapan Alzheimer dari Ringan sampai Berat yang Perlu Diketahui
Mengutip MayoClinic, para ahli belum memahami penyebab penyakit Alzheimer secara pasti.
Namun, para ilmuwan meyakini bahwa penyakit Alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan yang mempengaruhi otak dari waktu ke waktu.
Pada penderita penyakit Alzheimer, protein otak gagal berfungsi seperti biasanya.
Hal ini mengganggu kerja sel-sel otak (neuron). Semakin lama neuron menjadi rusak dan kehilangan koneksi satu sama lain. Akhirnya, mereka mati.
Kerusakan paling sering dimulai di wilayah otak yang mengontrol memori. Hilangnya neuron kemudian menyebar dalam pola yang sama di wilayah lain di otak.
Pada tahap akhir, penyakit ini menyusutkan otak secara signifikan.
Para peneliti melihat kelainan otak ini dipengaruhi oleh peran penting beta-amiloid (plak) dan protein tau.
Baca juga: Apakah Alzheimer Penyakit Keturunan?