Bagi Anda yang cemas polusi udara di dalam ruangan karena pakai lilin aromaterapi, Dr Farooq menyebut tak perlu khawatir berlebihan.
Faktanya, tingkat polusi udara dalam ruangan saat memasak dalam ruangan jumlahnya berkali lipat lebih tinggi dan berbahaya dibandingkan residu pembuangan dari pembakaran lilin aromaterapi.
“Tidak ada bahaya yang mengancam dari lilin aromaterapi. Anda hanya perlu cermat memilih lilin aromaterapi berkualitas tinggi dan menyalakannya di ruangan yang memiliki ventilasi udara baik,” kata dia.
Meskipun secara umum penggunaan lilin aromaterapi yang berkualitas baik umumnya aman untuk kesehatan, anak-anak, ibu hamil, penderita asma, PPOK, kanker, dan penyintas kanker dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan produk ini.
Baca juga: Makanan Belum 5 Menit Jatuh di Lantai, Apakah Aman Dikonsumsi?
Dokter Farooq menyebutkan, ada beberapa kandungan bahan yang berbahaya pada lilin aromaterapi berkualitas rendah yang perlu diwaspadai, antara lain:
Saat membakar lilin aromaterapi, terdapat senyawa hidrokarbon berupa toluena dan benzena dalam jumlah kecil yang dilepaskan ke udara.
Toluena jamak dipakai untuk pengencer cat dan perekat. Tanpa ventilasi yang baik, paparan toluena dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. Selain itu, paparan zat ini di ruangan tertutup menyebabkan sakit kepala, pusing, kebingungan, dan kecemasan.
Sedangkan benzena adalah gas yang muncul saat kebakaran hutan, gunung berapi, pembakaran batu bara atau minyak bumi, atau asap buang rokok. Benzena dalam jumlah tinggi bersifat karsinogenik, terbukti meningkatkan risiko leukemia dan kanker darah lainnya.
Perlu dipertimbangkan, toluena dan benzena yang dilepaskan dari pembakaran lilin aromaterapi jumlahnya relatif kecil.
Tapi, ketika terakumulasi dalam darah, zat ini jika berlebihan dan jalam jangka panjang potensial berbahaya. Terutama untuk penderita kanker kandung kemih dan pengidap penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Parafin adalah bahan lilin yang terbuat dari minyak bumi. Bahan ini menghasilkan emisi lebih besar dibandingkan bahan alami lilin lainnya. Sayangnya, bahan lilin ini sering digunakan karena cenderung lebih murah.
Di beberapa kasus, menurut Dokter Farooq, parafin mengandung lebih banyak formaldehida dan memiliki titik leleh yang lebih rendah.
Paparan formaldehida jangka panjang disebutkan dapat meningkatnya risiko kanker pada hidung, sinus aksesorius, nasofaring, dan orofaring.
Sejumlah zat pewarna yang digunakan dalam lilin aromaterapi mengandung benzidine. Meskipun cantik untuk dilihat, Dr Farooq menyebutkan bahan ini potensial berbahaya.