KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka mi instan? Mungkin mayoritas orang suka dengan makanan kemasan satu ini.
Harganya relatif terjangkau, mudah didapat, dan bisa mengisi perut saat lapar.
Mengutip Healthline, makan mi instan sebenarnya tidak akan menimbulkan efek samping untuk kesehatan, jika hanya dikonsumsi sesekali dengan porsi sedang.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Mie Instan? Berikut Faktanya...
Jika kamu mengonsumsinya dalam jumlah banyak dan sering, tentu akan ada efek samping bagi kesehatan.
Mi instans adalah makanan olahan yang memiliki nilai gizi yang rendah. Sementara itu, mi instan secara umum mengandung natrium dan monosodium glutamat (MSG) yang tinggi.
Oleh karenanya, makanan instan ini dinilai bisa berdampak negatif untuk kesehatan.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas mengenai kemungkinan efek samping dari makan mi instan yang penting untuk kita mawasdiri.
Baca juga: Mengapa Mie Instan Berbahaya untuk Kesehatan?
Dikutip dari Emedi Health, berikut kemungkinan efek samping dari makan mi instan:
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal nutrisi terkemuka menunjukkan bahwa konsumsi mi instan secara teratur dapat memicu penyakit metabolisme, seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung pada wanita.
Wanita yang mengonsumsi mi instan dua atau tiga kali seminggu berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke.
Penyebabnya adalah tingginya jumlah lemak dan minyak yang terkandung dalam mi tersebut.
Mi instan mengandung natrium dalam jumlah yang sangat tinggi.
Konsumsi garam yang berlebihan merupakan peningkat risiko utama hipertensi dan penyakit jantung.
Selain itu, potensi hipertensi, penyakit metabolisme lain dapat disebabkan oleh kandungan MSG yang relatif tinggi.
MSG sebagai penambah rasa bisa sangat berbahaya, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
MSG juga mengandung asam glutamat, sehingga dapat mengganggu proses sistem saraf.
Baca juga: Kenapa Sering Makan Mie Instan Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan?
Mi instan mengandung bahan pengawet berbahaya, seperti butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ), yang memperpanjang umur simpannya.
Dalam penelitian, kedua bahan kimia ini ditemukan bersifat karsinogenik.
TBHQ terbukti bersifat karsinogen, sedangkan BHA dapat mengganggu hormon dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Mi instan sulit dicerna dan bisa sangat membebani sistem pencernaanmu.
Perut dan usus harus bekerja ekstra keras untuk memecah mi tersebut. Oleh karena itu, makanan instan ini akan bertahan di perut lebih lama dari yang dibutuhkan.
Konsumsi mi instan secara teratur dapat berdampak buruk pada kesehatan pencernaan dengan menyebabkan kembung, peradangan, refluks, keasaman, dan sebagainya.
Baca juga: Waspadai Dampak Buruk Makan Mie Instan Pakai Nasi
Mi instan umumnya mengandung lemak jenuh yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk berat badanmu.
Mi instan sangat tinggi kandungan lemak jenis ini.
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam tubuh, menyumbat arteri, menyebabkan masalah jantung, serta meningkatkan berat badan yang tidak sehat.
Mi ini bisa membuat kamu gemuk juga karena terbuat dari tepung olahan, yang merupakan produk makanan bernilai gizi sangat rendah dan hampir tidak mengandung serat, mineral, dan vitamin.
Meski ada risiko kesehatan, kamu dapat meminimalisirnya dengan meningkatkan nilai gizi mi instan.
Misalnya, makan mi instan dengan menambahkan protein, seperti telur, tahu, atau toge. Menambahkan serat dengan kol dan pakcoy.
Kamu bisa juga mengurangi kandungan minyak tidak sehat dengan menganggti air rebusan dengan air matang dan sebagai gantinya tambahkan minyak nabati yang sehat, seperti minyak zaitun atau wijen.
Selain itu, Anda bisa mencari mi rendah sodium untuk melindungi diri dari efek berbahaya natrium berlebihan.
Menurut Healthline, sekitar setengah dari produk mi instan di Indonesia difortifikasi dengan vitamin dan mineral seperti zat besi. Ini bisa menjadi alternatif lebih sehat.
Baca juga: 3 Cara Memasak Mie Instan Agar Lebih Sehat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.