Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Lagi KLB Polio, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kompas.com - 05/01/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Polio masih menjadi ancaman serius di Indonesia dengan ditetapkannya KLB polio di Klaten.

Belum lama ini Kementerian Kesehatan RI menetapkan Klaten sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) polio, setelah ditemukannya satu kasus di sana.

Kasus polio tersebut dialami oleh seorang anak berinisial "N" (6), warga Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Ia didiagnosis polio setelah pulang dair Sampang, Madura, Jawa Timur.

Baca juga: Pemberian Vaksin Polio Berapa Kali? Simak Anjuran Terbaru Kemenkes

Apa itu polio?

Merujuk keterangan Kementerian Kesehatan RI, poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang sangat menular, yang disebabkan oleh virus polio.

Virus polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian.

Virus polio dapat masuk dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi kotoran/tinja orang yang terinfeksi virus polio.

Virus kemudian akan berkembang biak di dalam saluran pencernaan.

Gejala biasanya muncul 7-10 hari setelah terinfeksi, tetapi juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari.

Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi virus polio mengalami kelumpuhan permanen (biasanya di kaki).

Di antara mereka yang lumpuh, 5-10 persen meninggal karena otot pernapasan dilumpuhkan oleh virus.

Polio dapat menyerang siapa saja, tetapi kebanyakan anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap.

Baca juga: Cara Penularan Polio yang Perlu Diwaspadai

Bagaimana cara mengatasi polio?

Dikutip dari Mayo Clinic, belum ditemukan obat polio atau pengobatan khusus untuk menyembuhkan kondisi ini.

Pengobatan polio yang tersedia berfokus untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi pada penderitanya.

Perawatan suportif dapat diberikan oleh fasilitas kesehatan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pengobatan polio yang tersedia tersebut di antaranya sebagai berikut:

  • Istirahat di tempat tidur
  • Obat pereda nyeri
  • Ventilator portabel untuk membantu pernapasan
  • Latihan terapi fisik untuk mencegah kelainan bentuk tulang dan hilangnya fungsi otot
  • Perangkat untuk menopang tulang belakang dan anggota badan agar posisinya lebih baik

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terapi fisik dapat membantu mengatasi kelemahan lengan atau kaki yang disebabkan oleh polio.

Baca juga: Kemenkes Anjurkan Kini Suntik Vaksin Polio Dua Dosis

Ini juga dapat meningkatkan hasil jangka panjang, terutama jika diterapkan pada awal perjalanan penyakit.

Karena tidak dapat disembuhkan, sangat penting untuk mencegah polio dengan menjalankan vaksinasi dan menjaga kebersihan sanitasi yang menjadi faktor risikonya.

Kemenkes akan mengadakan sub-pekan Imunisasi Nasional Polio yang dilakukan di semua wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sertaa Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1051 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 29 Desember 2023.

Dalam sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, akan diberikan vaksin oral nOPV2 ke seluruh sasaran anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Sub-PIN Polio dilakukan dua putaran dengan putaran pertama pada 15 Januaari 2024 dan putaran kedua pada 19 Februari 2024.

Baca juga: Perilaku Buang Air Besar Dapat Mencegah Penyebaran Polio, Kok Bisa?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau