KOMPAS.com - Jika selama ini kita merasa hampa dan sulit bahagia, evaluasi lagi apakah kita sudah memiliki tujuan hidup alias purpose in life.
Berbagai penelitian menyimpulkan, memiliki tujuan hidup dapat membawa perasaan punya kendali, kepuasan, dan juga kebahagiaan.
Merasa bahwa apa yang kita lakukan memiliki nilai, bisa dikatakan sebagai salah satu kunci utama untuk hidup bahagia. Meski arti bahagia bisa berbeda untuk setiap orang.
Dari aspek kesehatan, adanya purpose in life juga akan mendatangkan banyak manfaat, termasuk daya ingat lebih tajam, mood lebih stabil, serta mengurangi risiko penyakit kronik dan umur lebih panjang.
"Dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki tujuan hidup, mereka yang memiliki cenderung melihat stres bukan sesuatu yang sulit dan lebih baik dalam mengatasinya," kata ahli sosiologi dari Universitas Harvard, Matthew Lee.
Baca juga: 10 Kebiasaan yang Membuat Awet Muda Seiring Bertambahnya Usia
Memiliki tujuan hidup mendorong seseorang untuk terlibat secara produktif dengan dunia luar.
Konsep purpose in life pertama kali dikembangkan sekitar tahun 1959 oleh Viktor Frankl, seorang psikiater Austria.
Menurut Frankl, seseorang dapat menemukan tujuan hidupnya melalui beberapa cara. Cara tersebut antara lain yaitu melalui pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan seseorang, mendapatkan pengaruh dari alam dan budaya sekitar, dan mengubah tragedi yang dialami menjadi sebuah pencapaian.
Baca juga: Orang yang Fisiknya Sehat Merasa Lebih Bahagia
Tujuan hidup sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti hobi mengembangkan bakat, atau yang lebih mulia dengan hidup bermanfaat bagi orang lain.
Hal-hal yang kita anggap sederhana ini akan mengarahkan kita untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, misalnya saja untuk menentukan karier.
Menemukan tujuan hidup bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam beberapa hari, minggu, atau bulan. Pencarian ini merupakan perjalanan seumur hidup, dan kita dapat melakukan satu langkah pada satu waktu.
Kita juga mungkin mendapati tujuan hdup berubah seiring waktu. Di masa remaja kita mungkin sangat bersemangat untuk bekerja merawat hewan terlantar, tetapi saat dewasa kita merasa ingin membantu anak-anak kurang beruntung dengan menjadi relawan pengajar bahasa Inggris.
Baca juga: Kisah di Balik Bilik Pintar, Sekolah bagi Anak-anak Pemulung di Menteng Atas
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menemukan tujuan hidup:
- Fokuslah pada kelebihan
Tanyakan kepada teman, keluarga, dan pasangan apa yang terlintas dalam pikiran mereka ketika memikirkan diri kamu. Apakah mereka menganggapmu menghibur, penuh kasih, atau berbakat artistik?
Gunakan masukan mereka untuk memikirkan bagaimana kamu dapat mengaplikasikan atribut-atribut ini dengan cara yang memberikan makna untuk hidup sendiri dan kehidupan orang lain.
- Donasikan waktu, uang, atau bakat
Perilaku altruistik atau peduli pada kepentingan dan kesejahteraan orang lain dapat membantu kita menemukan tujuan hidup. Perilaku ini dapat mencakup menjadi sukarelawan untuk organisasi nirlaba, menyumbangkan uang untuk tujuan yang kita pedulikan, atau sekadar membantu orang-orang di sekitar sehari-hari.
Misalnya saja menjadi relawan di sekolah gratis setiap hari sabtu, atau secara sukarela mengantar tetangga yang lanjut usia ke pasar seminggu sekali. Melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain dapat membuat hidup kita memiliki makna.
Baca juga: Sisihkan Uang Gaji, Pemuda Semarang Ini Keliling Beri Makan dan Rawat Ratusan Kucing Jalanan
- Eksplorasi minat
Apakah ada topik yang sering kamu baca di media? Atau ada foto dan video tentang kegiatan menarik yang sering kita tonton, misalnya saja tentang berkebun atau membuat roti.
Sesuatu yang membuat kita bersemangat dan juga kita bicarakan saat bertemu tatap muka dengan orang lain bisa menunjukkan minat kita yang sebenarnya.
Cara mengetahui kita sudah punya tujuan hidup
Seperti ide tentang purpose of life yang subjektif, tanda-tanda bahwa seseorang telah menemukan tujuan hidupnya juga sangat beragam.
Mungkin kita merasa terhubung sepenuhnya dengan alam semesta dan tahu tempat kita di dalamnya. Mungkin kita sudah menemukan maknanya dalam agama. Atau merasakan hubungan yang kuat dengan orang lain. Perasaan tersebut mungkin muncul dari aktivitas yang bermanfaat bagi orang lain, seperti menjadi sukarelawan.
Baca juga: 15 Contoh Perilaku Empati dalam Kehidupan Sehari-hari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.