Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung antioksidan akan membantu mengurangi risiko terkena kanker dengan melindungi sel dari kerusakan.
Kehadiran radikal bebas dalam tubuh meningkatkan risiko kanker, tetapi antioksidan membantu menghilangkannya untuk menurunkan kemungkinan penyakit ini.
Banyak fitokimia yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan, yang berperan sebagai antioksidan, termasuk beta karoten, likopen, dan vitamin A, C, dan E.
Baca juga: Banyak Makan Makanan Asin Amankah bagi Penderita Diabetes?
Beberapa bukti menunjukkan adanya hubungan erat antara pola makan dan suasana hati.
Pada 2016, peneliti menemukan bahwa pola makan dengan kandungan glikemik tinggi dapat memicu peningkatkan gejala depresi dan kelelahan pada orang yang mengalami obesitas.
Pola makan dengan beban glikemik tinggi mencakup banyak karbohidrat olahan, seperti yang ditemukan dalam minuman ringan, kue, roti putih, dan biskuit.
Sayuran, buah-buahan, dan biji-bijiana memiliki kandungan glikemik yang lebih rendah.
Makanan sehat tinggi serat dapat mengurangi peradangan pada usus.
Usus besar penuh dengan bakteri alami, yang memainkan peran penting dalam metabolisme dan pencernaan.
Strain bakteri tertentu juga menghasilkan vitamin K dan B, yang bermanfaat bagi usus besar. Mereka juga dapat membantu melawan bakteri dan virus berbahaya.
Makanan yang kaya serta, meliputi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Baca juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari untuk Sarapan Penderita Diabetes
Makan makanan yang sehat juga dapat membantu menjaga kognizi dan kesehatan otak.
Sebuah studi pada 2015 mengidentifikasi nutrisi dan makanan yang melindungi dari penurunan kognitif dan demensia, sebagai berikut:
Menjaga pola makan sehat dapat membantu kamu tetap dalam batas harian tanpa meningkatkan asupan kalori.
Pada 2018, para peneliti menemukan bahwa mengikuti pola makan kaya serat dan protein tanpa lemak menghasilkan penurunan berat badan tanpa perlu khawatir tingkat kalori.