KOMPAS.com - Mungkin muncul pertanyaan pada Anda yang didiagnosis fibroid rahim, apakah penyakit ini berbahaya?
Pertama-tama, perlu diketahui bahwa fibroid uterus atau fibroid rahim adalah pertumbuhan fibrosa jinak atau non-kanker yang terbentuk di dalam rahim, seperti yang dikutip dari Johns Hopkins Medicine.
Baca juga: Kenali Apa Itu Fibroid Rahim, Penyebab, dan Gejalanya
Fibroid dapat tumbuh di bagian luar rahim (fibroid subserosal), di dalam otot rahim (fibroid intramural), atau di dalam rongga rahim (fibroid submukosa).
Sejauh ini penyebab fibroid rahim secara pasti belum diketahui, tetapi ada pengaruh dari faktor genetik.
Selanjutnya, artikel ini akan mengulas secara ringkas fakta tentang tingkat bahaya dari penyakit rahim ini.
Baca juga: Macam-macam Penyakit Rahim yang Umum Beserta Gejalanya
Menurut Johns Hopkins Medicine, penyakit rahim ini cukup umum terjadi dengan 20-70 persen wanita akan mengembangkan fibroid selama masa reproduksinya.
Kemudian, hampir selalu atau 99 persen kasusnya tidak berbahaya.
Namun, bukan berarti Anda harus mengabaikannya karena fibroid rahim dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti pendarahan berlebihan dan masalah kesuburan.
Bahaya fibroid rahim terhadap kesuburan bergantung pada lokasi dan ukuran fibroid, serta jenis gejala yang dialami wanita.
Baca juga: Tanda-tanda Rahim Bermasalah yang Harus Diperhatikan
Fibroid di dalam rongga rahim dapat menghentikan implantasi embrio, sehingga mencegahnya tumbuh menjadi janin.
Fibroid yang lebih besar, sekitar empat sentimeter atau lebih, yang berada di otot rahim juga dapat memengaruhi implantasi.
Fibroid yang berada di dalam otot rahim dapat menyumbat saluran tuba sehingga dapat menyebabkan kemandulan.
Terkadang, fibroid dapat memengaruhi cara melahirkan bayi. Fibroid di bagian bawah rahim mungkin akan menyulitkan serviks untuk terbuka sepenuhnya, sehingga menyulitkan operasi caesar.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Sarkoma Rahim yang Harus Diwaspadai
Dikutip dari Mayo Clinic, risiko komplikasi kehamilan dari akibat bahaya fibroid rahim, seperti:
Fibroid dapat menyebabkan solusio plasenta. Ini adalah kondisi di mana plasenta yang membawa oksigen dan nutrisi ke bayi terpisah dari dinding bagian dalam rahim.
Ini terjadi ketika bayi dalam kandungan tidak tumbuh sebagaimana mestinya.
Fibroid rahim meningkatkan risiko bayi lahir terlalu dini, sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Rahim Stadium I, II, III, dan IV
Kendati ada peningkatkan risiko kehamilan, sering kali penyakit rahim ini tidak mengganggu kehamilan.
Banyak orang yang menderita fibroid rahim juga tidak menunjukkan gejala apa pun, meski sebagian wanita penderita penyakit ini bisa mengalami gejala berupa pendarahan hebat.
Jika Anda mengalami gejala pendarahan hebat, ada kemungkinan Anda akan mengalami anemia sebagai komplikasi fibroid rahim.
Anda perlu berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari sejumlah komplikasi uterus di atas, jika Anda didiagnosis menderita penyakit rahim ini.
Baca juga: Fungsi Rahim dan Cara Menjaga Kesehatannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.