Jika Anda rentan terhadap gas berlebih dan kembung, cobalah memperhatikan ukuran porsi yang disarankan, usahakan makan perlahan, dan jangan terburu-buru.
Salah satu penyebab paling umum kram perut setelah makan adalah dispepsia.
Dispepsia sering kali menyebabkan perut sakit, kembung, dan begah.
Meskipun gangguan pencernaan ini biasanya hilang dengan sendirinya, perut Anda mungkin juga sakit setelah makan karena kondisi yang mendasarinya.
Baca juga: 17 Tanda Bahaya Kram Perut saat Hamil yang Pantang Disepelekan
GERD terjadi ketika asam lambung mengiritasi lapisan kerongkongan, sehingga menyebabkan mulas dan kram perut.
Anda lebih mungkin menderita GERD, jika Anda sering makan berlebihan atau menyukai makanan pedas.
Hal itu menyebabkan asam mengalir ke kerongkongan, yang bisa sangat menyakitkan.
Jika Anda merasa menderita GERD, cobalah mengurangi makanan pedas, kafein, dan alkohol selama puasa dan seterusnya.
Sindrom iritasi usus besar (IBS) adalah kelainan usus yang dapat menyebabkan sakit perut, gas, diare, dan sembelit. Selain itu, dapat menyebabkan kram perut setelah makan.
Jika perut Anda terus-menerus kram setelah makan dan Anda juga terus-menerus mengalami sembelit atau diare, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani tes IBS.
Baca juga: 6 Penyebab Kram Perut saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
Penyakit celiac adalah kelainan pencernaan dan kekebalan kronis yang dapat berdampak berbeda-beda pada penderitanya.
Salah satu gejalanya adalah kram perut setelah Anda makan gluten.
Jika Anda menderita penyakit celiac, usus kecil Anda menjadi rusak saat mengonsumsi gluten.
Jika Anda mengalami nyeri kronis setelah makan dan juga mengalami penurunan berat badan, anemia, muntah, kesulitan menelan, atau darah di kotoran, itu bisa menjadi tanda Anda memiliki tukak.
Tukak adalah luka yang berkembang di lapisan kerongkongan, lambung, atau usus kecil, biasanya diobati dengan obat pengurang asam dan antibiotik dalam beberapa kasus