Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyakit akibat Gaya Hidup Sedentari? Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 06/06/2024, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Saat Anda tidak bergerak, darah yang dipompa ke seluruh tubuh, termasuk otak, berkurang.

Hal ini memperlambat fungsi kognitif Anda dan mengakibatkan kabut otak (brain fog).

Baca juga: 10 Dampak Gaya Hidup Sedentari yang Mengancam Manusia Modern

  • Depresi

Saat aktif secara fisik, otak Anda melepaskan serotonin, yang merupakan bahan kimia peningkat suasana hati.

Jadi kurang aktif bergerak, mengakibatkan produksi serotonin Anda lebih sedikit. Ini bisa mengakibatkan perasaan positif dan motivasi hidup Anda lebih rendah.

Seiring waktu, kondisi mental yang lemah bisa membuat seseorang mengalami depresi.

  • Disfungsi ereksi

Perilaku kurang aktif bergerak dapat mengakibatkan bertambahnya berat badan. Pada gilirannya, ini bisa mengakibatkan masalah pada sirkulasi darah di penis juga.

Pria dengan perut lebih besar (pinggang 42 inci atau lebih) dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi dibandingkan mereka yang memiliki ukuran pinggang di bawah 32 inci, menurut sebuah penelitian di Harvard.

Demikianlah sejumlah masalah kesehatan atau macam penyakit akibat gaya hidup sedentari.

Namun, semua dampak buruk gaya hidup sedentari ini bisa dicegah dan dikurangi.

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan sekecil apa pun dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Anda bisa memulainya dengan lebih banyak berjalan kaki untuk menempuh perjalanan jarak pendek daripada naik motor.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Gaya Hidup Sedentari? Berikut Dampaknya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau