KOMPAS.com - Sakit perut dan diare merupakan gejala utama dari flu perut atau gastroenteritis. Penyakit pencernaan ini sering dialami oleh anak-anak.
Gastroenteritis disebabkan oleh infeksi yang menyebabkan peradangan di daerah sistem pencernaan, lambung, dan usus.
Menurut penelitian tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, diketahui bahwa norovirus dan bakteri Shigella adalah penyebab utama gastroentritis pada anak-anak.
Infeksi Norovirus dan Shigelle memberikan gejala yang sama, yaitu diare, mual, muntah, demam dengan suhu tidak terlalu tinggi, hingga sakit perut.
Norovirus dan Shigella dapat menyebar dengan cepat sehingga jika terjadi kasus flu perut pada satu sekolah disarankan agar penderita beristirahat di rumah minimal 48 jam, bahkan setelah gejalanya hilang.
Dilihat dari penyebabnya, tentu pengobatannya juga berbeda. Infeksi virus tidak membutuhkan antibiotik. Untuk mengetahui perbedaan pasti penyebabnya diperlukan pemeriksaan sampel feses.
Meski begitu, biasanya dokter bisa mendiagnosis jenis infeksinya berdasarkan gejala, durasi, serta apakah ada wabah penyakit serupa di lingkungan sekitar.
Baca juga: Kenali Apa Itu Gastroenteritis, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Gejala infeksi
Infeksi norovirus pada anak-anak biasanya muncul dengan gejala utama muntah, sementara orang dewasa lebih dominan diare. Gejala lain termasuk mual dan nyeri perut.
Sementara itu infeksi Shigella pada anak terutama ditandai dengan diare yang cair. Gejala lain bisa termasuk diare dengan darah atau lendir, kram perut, mual dan muntah, demam, serta tidak nafsu makan.
Walau gejala sangat mirip, tetapi infeksi Shigella biasanya diawali dengan demam. Sementara Norovirus cenderung dimulai dengan muntah lalu berkembang menjadi diare atau dimulai bersamaan.
Norovirus pada umumnya menyebabkan gejala 1-3 hari, sedangkan infeksi Shigella bisa sampai 7 hari sampai benar-benar sembuh.
Baca juga: Kenali Apa Itu Norovirus, yang Bisa Menyebar Melalui Makanan
Pengobatan
Pada kebanyakan kasus, infeksi Shigella dan norovirus tidak membutuhkan antibiotik karena pada anak kasusnya biasanya ringan.
"Walau antibiotik bisa memperpendek durasi infeksi Shigella, tapi karena banyaknya kasus resistensi antibiotik akan lebih bijak jika menghindari antibiotik, kecuali jika dokter anak Anda menganjurkannya," kata dokter anak Ali Alhassani.
Menjaga anak cukup cairan dan oralit, mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering, serta banyak beristirahat, adalah terapi terbaik untuk penyakit flu perut.
Pencegahan utama penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan, serta memastikan alat makan yang dipakai telah dicuci bersih. Selain itu, pastikan anak yang sakit beristirahat di rumah sampai sembuh agar tidak menularkan penyakit ini pada teman sebayanya.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Diare pada Anak? Ini Penjelasannya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.