Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter: Makan Bergizi Gratis Ibu Hamil Jadi Bonus untuk Penuhi Gizi Harian

Kompas.com - 13/01/2025, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr. Muhammad Fadli Sp.OG mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil dan menyusui bisa dijadikan bonus tambahan untuk melengkapi kebutuhan gizi harian.

“Jangan hanya bergantung dengan makanan yang diberikan oleh pemerintah saja. Ini adalah sebuah bonus atau fasilitas tambahan yang diberikan pemerintah untuk melengkapi atau menambahkan requrements kebutuhan seharian ibu hamil,” kata Fadli seperti yang dikutip dari Antara pada Senin (13/1/2025).

Program makan bergizi gratis ibu hamil dan menyusui sudah dimulai pada Jumat (10/1/2025).

Baca juga: Apakah Daun Kelor Bisa Menggantikan Susu dalam Program Makan Bergizi Gratis?

Dokter obgyn lulusan Universitas Indonesia mengatakan bahwa menu yang diberikan pada program pemerintah yang terdiri dari telur, sayur, bakso, dan juga buah, bisa menjadi tambahan protein harian bagi ibu hamil yang membutuhkan kurang lebih 70-80 gram protein per hari.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa ibu hamil yang mendapatkan MBG tetap perlu menambahkan asupan protein, seperti daging, tahu, tempe, atau ikan pada makanan hariannya.

Selain makan makanan dengan tinggi protein, ia menghimbau untuk ibu hamil juga mencukupi kebutuhan asupan nutrisi lainnya yang bisa diperoleh dari susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau susu UHT.

Menurutnya, susu sapi dapat memberi nutrisi pada janin dalam kandungan dan mencegah bayi lahir kecil. Namun, ia memperingatkan untuk memperhatikan jumlah gula yang terkandung dalam susu tersebut.

Baca juga: PB IDI Sarankan Menu Makan Bergizi Gratis dengan Panduan Isi Piringku

Konsumsi gula harus dibatasi

Fadli mengatakan ibu hamil memiliki batas konsumsi makanan dan minuman dengan indeks glikemik tidak lebih dari 30 gram per hari.

Jika berlebih dikhawatirkan akan memengaruhi berat badan bayi yang terlalu besar (makrosomia) dan bisa mengganggu metabolik bayi.

“Kalau memang seandainya Anda diberikan sama pemerintah lihat lagi kandungan gulanya. Kalau sudah lumayan tinggi 17 gram contohnya, tandanya sudah lebih 50 persen, maka nanti makan malam sama makan sorenya atau camilan sorenya cari yang rendah gula, jangan sampai berlebih, tetapi apa yang diberikan sama pemerintah pada saat ini diambil saja,” ujarnya.

Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah ini mengatakan bahwa ibu hamil yang terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman tinggi gula bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan neurobehaviour yang menyebabkan ADHD.

Selain itu, ibu hamil juga bisa mengalami diabetes gestasional, jenis diabetes melitus yang terjadi pada masa kehamilan.

Diabetes pada masa ini bisa mengakibatkan preeklamsia, bayi lahir prematur, depresi setelah melahirkan (post partum depression).

Jika sudah mengonsumsi makanan tinggi gula, ia menyarankan untuk ibu hamil segera mengurangi asupan gulanya.

Misalnya, membatasi makan cokelat atau permen, serta cari susu yang lebih rendah gula untuk menghindari masalah kesehatan selama hamil.

Baca juga: Manfaat Positif Program Makan Bergizi Gratis untuk Anak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau