Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Cara untuk Menghapus Kenangan Buruk

Kompas.com - 13/01/2025, 09:18 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com-Kemampuan untuk menghapus kenangan buruk dan kilas balik traumatis dapat sangat membantu dalam penanganan berbagai masalah kesehatan mental.

Para ilmuwan kini menemukan pendekatan baru yang menjanjikan untuk tujuan ini, yakni melemahkan memori negatif dengan mengaktifkan kembali memori positif.

Dilansir Science Alert, dalam sebuah eksperimen selama beberapa hari, tim peneliti internasional melibatkan 37 peserta untuk menghubungkan kata-kata acak dengan gambar negatif, kemudian mencoba untuk "mengganggu" kenangan buruk tersebut dengan mereprogram setengah dari asosiasi itu.

Baca juga: 4 Cara Lakukan Senam Otak untuk Tingkatkan Memori dan Fokus Pikiran

"Kami menemukan bahwa prosedur ini melemahkan kemampuan untuk mengingat memori negatif dan meningkatkan kemunculan memori positif secara tidak sadar," tulis para peneliti dalam makalah yang diterbitkan.

Metode eksperimen

Penelitian ini menggunakan basis data gambar yang telah diklasifikasikan sebagai negatif , misalnya gambar luka atau hewan berbahaya dan basis data gambar positif, seperti lanskap tenang atau anak-anak yang tersenyum.

Pada malam pertama, peserta dilatih untuk mengaitkan gambar negatif dengan kata-kata tak bermakna yang dibuat khusus untuk studi ini.

Keesokan harinya, setelah tidur yang membantu memperkuat memori tersebut, para peneliti mencoba menghubungkan setengah dari kata-kata tersebut dengan gambar positif di benak peserta.

Baca juga: Kesehatan Mental Bukan Cuma Terbentuk dari Pikiran

Selama malam kedua, rekaman kata-kata tak bermakna tersebut diputar saat peserta berada dalam fase tidur non-rapid eye movement (NREM), yang dikenal penting untuk penyimpanan memori. Aktivitas otak dipantau menggunakan elektroensefalografi (EEG).

Hasil menunjukkan bahwa aktivitas gelombang theta di otak—yang berhubungan dengan pemrosesan memori emosional—meningkat ketika kata-kata terkait dengan isyarat positif.

Hasil dan dampak

Keesokan harinya dan beberapa hari setelahnya, melalui kuesioner, para peneliti menemukan bahwa peserta kurang mampu mengingat memori negatif yang telah diubah menjadi asosiasi positif.

Sebaliknya, mereka lebih sering memunculkan memori positif dan cenderung melihat kata-kata tersebut dengan sudut pandang emosional yang lebih positif.

"Intervensi tidur noninvasif ini dapat memodifikasi ingatan aversif dan respons emosional," tulis para peneliti.

"Secara keseluruhan, temuan ini dapat memberikan wawasan baru yang relevan untuk pengobatan kenangan patologis atau trauma."

Batasan penelitian

Meski hasilnya menjanjikan, penelitian ini masih berada pada tahap awal dan dilakukan dalam kondisi laboratorium yang sangat terkontrol.

Kondisi ini memberikan hasil yang akurat, tetapi tidak sepenuhnya mencerminkan proses pembentukan atau penghapusan memori di dunia nyata.

Baca juga: 9 Rutinitas Pagi yang Bantu Kamu Menyehatkan Tubuh dan Pikiran

Sebagai contoh, gambar negatif dalam eksperimen ini tidak sebanding dengan dampak emosional dari kejadian traumatis di kehidupan nyata. Mengatasi kenangan traumatis yang lebih mendalam mungkin akan jauh lebih sulit.

Masa depan penelitian

Pengetahuan yang ada menunjukkan bahwa otak menyimpan memori dengan memutar ulangnya secara singkat selama tidur, dan banyak penelitian telah mengeksplorasi bagaimana proses ini dapat dikendalikan untuk memperkuat memori baik atau menghapus memori buruk.

Namun, dengan banyaknya variabel—seperti jenis memori, area otak yang terlibat, dan fase tidur—masih diperlukan waktu untuk memahami cara kerja pengeditan memori secara tepat, serta berapa lama efeknya dapat bertahan. Meskipun demikian, proses mengubah memori negatif menjadi positif ini menunjukkan potensi besar.

"Temuan kami membuka peluang luas untuk melemahkan memori aversif atau traumatis," tulis para peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau