KOMPAS.com - Bos Samsung Han Jong-hee meninggal akibat serangan jantung pada Selasa (25/3/2025).
Salah satu Chief Executive Officer (Co-CEO) perusahaan elektronik kenamaan ini meninggal pada usia 63 tahun.
Bos Samsung ini sempat dirawat di rumah sakit pada hari yang sama, tetapi di sanalah ia menghembuskan napas terakhir.
Baca juga: Nyeri Dada dan Muntah Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung
Di perusahaan elektronik asal Korea Selatan ini, Han Jong-hee sudah berkarier selama 40 tahun dan dianggap sebagai sosok kunci bisnis TV Samsung di kelas global, seperti yang telah diberitakan Kompas.com pada Selasa (25/3/2025).
Dari peristiwa Bos Samsung meninggal akibat serangan jantung, Anda perlu belajar tentang penyakit ini.
Apa saja yang menjadi pemicu seseorang bisa mengalami penyakit ini?
Berikut artikel ini akan mengulas faktor risiko serangan jantung.
Baca juga: Bagaimana Tanda-tanda Peringatan Dini Serangan Jantung?
Mengutip Mayo Clinic, serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat atau berkurang secara drastis.
Penyumbatan biasanya karena penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri jantung (koroner).
Endapan lemak yang mengandung kolesterol disebut plak.
Proses penumpukan plak ini disebut aterosklerosis.
Selama serangan jantung, kurangnya aliran darah menyebabkan jaringan di otot jantung mati.
Meninggal akibat serangan jantung memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena itu, kondisi ini membutuhkan bantuan medis darurat.
Baca juga: Apakah Serangan Jantung dan Henti Jantung Sama? Ini Penjelasannya...
Dikutip dari Mayo Clinic dan American Heart Association, ada banyak pemicu seseorang terkena serangan jantung di antaranya yaitu:
Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin mengalami serangan jantung dibandingkan pria dan wanita yang lebih muda.
Merokok atau paparan asap rokok dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dapat merusak arteri yang menuju jantung.
Tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Kadar kolesterol jahat (lipoprotein densitas rendah/LDL) yang tinggi kemungkinan besar akan mempersempit arteri.
Trigliserida yang tinggi juga meningkatkan risiko serangan jantung.
Kegemukan
Kegemukan dikaitkan dengan faktor risiko serangan jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi, serta kadar kolesterol baik yang rendah.
Baca juga: Apa Perbedaan Gejala Angin Duduk dan Serangan Jantung?
Diabetes terjadi karena kadar gula darah tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.
Sindrom metabolik adalah kombinasi dari setidaknya tiga hal berikut, yaitu pinggang membesar (obesitas sentral), tekanan darah tinggi, kolesterol baik rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi.
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua, atau kakek-nenek pernah mengalami serangan jantung dini (pada usia 55 tahun untuk pria dan pada usia 65 tahun untuk wanita), seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan peningkatan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.
Pola makan yang mengandung banyak gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Serangan Jantung? Ini Ulasannya...
Stres emosional, seperti kemarahan yang berlebihan, juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Narkoba, termasuk kokain dan amfetamin, merupakan stimulan.
Zat-zat tersebut dapat memicu kejang arteri koroner yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Kondisi ini menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Kondisi ini meningkatkan risiko seoranh wanita mengalami penyakit jantung seumur hidup.
Memiliki kondisi seperti artritis reumatoid atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Demikianlah sejumlah faktor risiko serangan jantung yang di antaranya mungkin dimiliki oleh Bos Samsung hingga membuatnya meninggal.
Faktor risiko serangan jantung dapat diturunkan dengan mengubah perilaku yang meningkatkan risikonya atau mengobati kondisi yang telah ada.
Faktor risiko yang dapat diubah meliputi asap tambakau, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas, obesitas, dan diabetes.
Baca juga: Risiko Kematian Penderita Serangan Jantung Menurut Peneliti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.