KOMPAS.com - Pusar bau terjadi akibat kebersihan yang buruk sehingga terkumpulnya kotoran, bakteri, dan kuman-kuman di pusar.
Sebagian besar bakteri di pusar tidak berbahaya. Namun, pusar bau juga dapat menandakan adanya infeksi atau kista akibat bakteri yang berkembang biak.
Baca juga: Bau Badan Terasa Mengganggu, Usir dengan 6 Cara Sederhana Berikut
Pusar memiliki lipatan kulit yang menyediakan tempat bagi bakteri untuk tumbuh dan akan menghasilkan bau jika bakteri menjadi terlalu padat.
Melansir Healthline, pusar bau dapat disebabkan oleh faktor kebersihan hingga kondisi tertentu, sebagai berikut:
Baca juga: Pusar Berair
Mengutip Medical News Today, Anda mungkin lebih berisiko mengalami bau pusar jika memiliki faktor berikut:
Seperti yang sudah dijelaskan, pusar yang bau dapat menjadi gejala dari suatu kondisi yang memerlukan perhatian medis, seperti infeksi atau kista.
Berdasarkan Medical News Today, berikut beberapa gejala yang dapat menyertai pusar bau dan perlu Anda waspadai, termasuk:
Segera temui dokter Anda jika mengalami gejala di atas untuk mendapatkan pemeriksaan, penanganan, dan resep obat yang diperlukan.
Baca juga: Bisa Mengganggu Kualitas Hidup, Begini Cara Mudah Mencegah Bau Badan
Dilansir dari Healthline, dokter dapat menyingkirkan kista dengan menyuntiknya dengan obat-obatan tertentu.
Sedangkan, pengobatan untuk mengatasi pusar bau akibat infeksi dapat dilakukan dengan:
Cara termudah untuk mencegah bakteri dan kotoran menumpuk di pusar Anda adalah dengan membersihkannya setiap hari.
Mengutip Medical News Today, berikut cara membersihkan pusar yang perlu Anda ketahui:
Membersihkan pusar dengan rutin akan mencegah penumpukan kulit mati, keringat, dan minyak yang diproduksi tubuh secara alami, sehingga terhindar dari kuman atau bakteri yang berkembang biak.
Baca juga: 12 Cara Menghilangkan Bau Kaki Tak Sedap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.