KOMPAS.com - Radang dingin atau frostbite terjadi ketika kulit terkena dingin yang ekstrem atau berkepanjangan.
Kondisi ini dapat mengakibatkan pembekuan pada kulit, saraf, hingga pembuluh darah.
Baca juga: 6 Gejala Radang Dingin yang Perlu Diwaspadai
Faktor risiko
Berdasarkan NHS, risiko Anda mengalami radang dingin dapat menjadi lebih tinggi jika memiliki atau mengalami kondisi sebagai berikut:
- Usia muda atau anak-anak
- Tidak berpakaian hangat saat cuaca dingin
- Mengalami kelelahan, kelaparan, dehidrasi, atau cedera saat kerja fisik
- Konsumsi alkohol
- Merokok yang mempersempit pembuluh darah dan memperlambat sirkulasi
- Menderita kondisi medis seperti diabetes, depresi, penyakit kardiovaskular, atau penyakit pembuluh darah
- Mengonsumsi obat tertentu.
Gejala
Melansir NHS, berikut atau tanda gejala radang dingin berdasarkan tingkat keparahannya yang perlu Anda waspadai, antara lain:
Gejala umum
- Kulit terasa berduri atau mati rasa
- Kulit berubah warna menjadi merah, putih, abu-abu, atau kuning
- Rasa sakit di sekitar area kulit yang terbuka.
Gejala kronis
- Lecet pada kulit
- Kulit menjadi hitam
- Sendi dan otot kaku atau tidak berfungsi.
Baca juga: Batuk Alergi Dingin, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Terlepas dari tingkat keparahan radang dingin, segera cari perawatan medis jika Anda menderita gejala di atas disertai dengan salah satu dari berikut ini:
- Demam
- Pusing
- Pembengkakan
- Kemerahan
- keluarnya cairan di area kulit yang membeku.
Diagnosis
Mengutip Healthline, sebagian besar kasus radang dingin dapat didiagnosis dengan cara sebagai berikut:
- Pemeriksaan fisik
- Diskusi mengenai di mana, kapan, dan bagaimana radang dingin terjadi
- Sinar-X atau pemindaian tulang untuk menilai kerusakan pada tulang dan otot.
Perawatan
Melansir Healthline, berikut pilihan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi radang dingin, antara lain
- Mensterilkan kulit yang mengalami radang dingin atau membeku
- Resep obat antibiotik jika terjadi infeksi pada kulit
- Operasi amputasi mungkin diperlukan dalam kasus yang paling ekstrem jika tulang, otot, dan saraf mengalami kerusakan
- Resep obat trombolitik untuk memperbaiki jaringan dan umumnya menjadi upaya terakhir untuk menghindari amputasi.
Baca juga: Pilek Karena Alergi Dingin, Begini Cara Mengatasinya
Selain itu juga terdapat beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan untuk meredakan gejala sebelum mendapatkan perawatan medis, yaitu:
- Mencari tempat atau ruangan untuk melindungi diri dari suhu atau cuaca yang dingin
- Hangatkan tangan Anda dengan menyelipkannya di bawah lengan
- Lepaskan pakaian yang basah
- Letakkan tangan dan kaki di air hangat
- Tutupi seluruh tubuh dengan selimut
- Hindari sumber panas seperti lampu, api, atau bantalan pemanas karena dapat membakar kulit yang membeku
- Minum minuman hangat
- Temui dokter sesegera mungkin.
Komplikasi
Mengutip Healthline, respon alami tubuh terhadap dingin yang ekstrem adalah dengan mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru Anda untuk menjaganya tetap hangat.
Radang dingin dapat berpotensi untuk mengembangkan hipotermia yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup panas untuk melindungi diri dari dingin.
Meskipun radang dingin dapat menyakitkan dan menyebabkan kerusakan permanen pada area yang terpapar, hipotermia adalah ancaman cuaca dingin yang lebih serius.
Pencegahan
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko mengalami radang dingin, yaitu:
Baca juga: Banjir Jabodetabek, Waspadai Risiko Hipotermia pada Anak dan Lansia
- Berpakaian yang tepat saat cuaca yang buruk
- Gunakan pakaian yang longgar dan tahan air
- Jika Anda berada di wilayah yang beriklim dingin dan ingin berpergian, selalu siapkan perlengkapan darurat seperti selimut, sarung tangan, topi, dan makanan ringan yang tidak mudah busuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.