Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2022, 19:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konfabulasi adalah jenis gangguan memori saat terdapat celah sehingga penderitanya mengatakan suatu informasi yang dibuat-buat (tanpa sengaja), disalahartikan, atau terdistorsi.

Orang dengan konfabulasi tidak berbohong. Mereka tidak memiliki intensi untuk menipu atau membohongi.

Sebaliknya, mereka yakin apa yang berada di pikiran mereka, bahkan saat bukti menunjukkan yang kontradiktif.

Baca juga: 11 Penyebab Kehilangan Memori Jangka Pendek

Jenis

Konfabulasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu diprovokasi dan spontan.

  • Konfabulasi terprovokasi: terjadi saat seseorang membuat cerita yang tidak nyaata sebagai tanggapan atas pertanyaan tertentu. Terjadi paling umum dan sering terjadi pada orang dengan demensia atau amnesia.
  • Konfabulasi spontan: lebih jarang terjadi. Menggambarkan kondisi penderita menceritakan kisah yang dibuat-buat tanpa motivasi atau tujuan jelas. 

Gejala

Konfabulasi seringkali menunjukkan permasalahan terkait ingatan seseorang, seperti kondisi neuropsikiatri, cedera otak, atau gangguan penggunaan zat.

Beberapa karakteristik umum dari konfabulasi, yaitu:

  • kurangnya kesadaran bahwa ingatan yang dimiliki salah atau terdistorsi
  • tidak memiliki intensi menipu atau berbohong
  • apa yang dikatakan biasa berdasarkan ingatan orang tersebut
  • apa yang dikatakan bisa jadi masuk akal ataupun tidak.

Penyebab

Berbagai kondisi dapat mengakibatkan konfabulasi, seperti gangguan memori, cedera, dan kesehatan mental.

Akibatnya, dokter belum dapat mengidentifikasi penyebab spesifik.

Baca juga: Memahami Penyebab Brain Fog atau Lupa Ingatan Mendadak pada Wanita

Umumnya, orang dengan konfabulasi mengalami kerusakan di dua area otak: lobus frontal dan corpus callosum.

Lobus frontal berperan dalam mengendalikan memori seseorang.

Beberapa contoh kondisi yang dapat menyebabkan konfabulasi, meliputi:

  • anosognosia untuk hemiplegia, atau penolakan kelumpuhan
  • sindrom Anton, atau penolakan kebutaan
  • sindrom Capgras, atau keyakinan bahwa orang yang dicintai adalah orang lain
  • sindrom Korsakoff
  • gangguan memori, seperti demensia dan Alzheimer
  • skizofrenia
  • sindrom otak terbelah
  • cedera otak traumatis.

Anak-anak kecil juga dapat memiliki konfabulasi.

Perawatan

Dalam beberapa kasus, konfabulasi dibiarkan tanpa pengobatan tertentu.

Namun, beberapa yang lain mungkin dapat memerlukan perawatan untuk membantu mereka mengenali dan meredakan gejala.

Penderita mungkin dapat mengunjungi ahli kesehatan mental untuk mendapatkan terapi. Cara lain, dengan menyimpan diari untuk mencatat kejadian sehari-hari.

Dukungan keluarga juga diperlukan untuk membantu mengingatkan penderita.

Baca juga: Cara Membuat Ingatan Tersimpan Lebih Lama di Otak 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau