Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Demam pada Bayi yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 21/10/2021, 19:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Pada dasarnya demam pada bayi terjadi sebagai tanda tubuh melawan infeksi. 

Demam pada bayi umumnya tidak berbahaya karena demam menjadi tanda sistem kekebalan tubuh bekerja secara baik.

Namun, karena bayi baru lahir memiliki tubuh yang lebih rentan, demam dapat menandakan infeksi serius.

Melansir dari Medical News Today, suhu khas pada bayi di bawah usia 12 bulan rata-rata 37 derajat Celcius saat menggunakan termometer rektal.

Baca juga: Sepsis pada Bayi, Kenali Gejala dan Penyebabnya

 

Di pagi hari, suhu ini bisa mencapai 36 derajat Celcius dan naik hingga 37,9 derajat Celcius di kemudian hari. Ini adalah kisaran normal untuk bayi pada usia ini.

Demam pada bayi tergantung pada metode pengukuran suhu:

  • di atas 38 derajat Celcius menggunakan termometer rektal
  • di atas 37,8 derajat Celcius menggunakan termometer oral, tetapi metode ini tidak akurat pada bayi
  • di atas 37,2 derajat Celcius menggunakan termometer ketiak

Ketika bayi mengalami demam, biasanya ada beberapa penyebab yang melatarbelakanginya.

Beberapa penyebab tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Infeksi virus, termasuk flu biasa, flu, roseola, atau infeksi pernapasan, seperti virus pernapasan atau croup virus
  • Infeksi telinga
  • Pneumonia, yang dapat berupa virus atau bakteri
  • Meningitis, yang dapat berupa virus atau bakteri dan merupakan infeksi yang sangat serius pada otak dan sumsum tulang belakang
  • Demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi sebelum usia 3 bulan. Pada usia ini, infeksi bakteri apa pun dapat berkembang dengan cepat dan dapat menjadi indikasi sepsis sehingga bayi membutuhkan perawatan medis segera.
  • Demam setelah vaksin yang dapat terjadi dalam waktu 12 jam setelah suntikan dan berlangsung selama 2-3 hari.
  • Terkadang, penyakit yang berhubungan dengan panas dapat menyebabkan suhu tinggi pada bayi. Bayi kurang efektif dalam mengontrol suhu tubuhnya dibandingkan orang dewasa sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap cuaca yang sangat panas. Mengenakan bayi dengan pakaian yang sesuai dengan cuaca, menjauhkan mereka dari terik matahari, dan menjaga mereka di dalam ruangan saat cuaca sangat panas akan membantu mengatur suhu tubuh mereka.
  • Infeksi saluran kemih, infeksi bakteri yang terkadang dapat menyebabkan demam pada bayi

Baca juga: Manfaat Vaksinasi Covid-19 Ibu Hamil untuk Bayi

Cara merawat bayi yang demam

The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa orang tua dan pengasuh membuat bayi mereka nyaman jika mereka mengalami demam, daripada berfokus pada menurunkan suhu mereka.

Untuk merawat bayi yang demam, orang tua dan pengasuh dapat:

  • Memantau tingkat aktivitas bayi dan kenyamanan keseluruhan: Bayi yang tampak bahagia, waspada, dan nyaman mungkin tidak memerlukan perawatan.
  • Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik: Demam meningkatkan risiko dehidrasi, jadi orang tua, pengasuh, dan perawat harus menawarkan susu atau susu formula sesuai permintaan. Bayi yang lebih besar juga harus minum banyak air. Dalam beberapa kasus, seorang profesional kesehatan dapat merekomendasikan penggunaan minuman elektrolit untuk membantu mengatasi dehidrasi.
  • Pantau bayi untuk tanda-tanda dehidrasi: Ini bisa termasuk tidak buang air kecil sesering biasanya, mata cekung, bibir pecah-pecah, atau kulit yang sangat kering atau pucat.
  • Hindari membangunkan bayi yang sedang tidur untuk memberikan obat anti demam: Kecuali jika dokter menginstruksikan untuk melakukan ini.
  • Berikan obat anti demam di bawah pengawasan dokter: Orang dapat memberikan obat ini jika bayi kesakitan atau tidak nyaman karena demam. Berat bayi menentukan dosis, jadi ikuti petunjuk label dengan hati-hati. Hubungi dokter sebelum memberikan obat baru kepada bayi, terutama yang sakit.
  • Membantu membatasi penyebaran infeksi: Jangan mengirim bayi yang sakit ke tempat penitipan anak atau membawanya ke tempat-tempat bayi atau orang rentan lainnya mungkin berada, karena ini dapat menyebarkan infeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau