Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perbedaan Telat Haid karena Stres dan Hamil yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 15/08/2023, 13:31 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Stres dan kehamilan sama-sama akan memengaruhi keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga dapat mengganggu siklus menstruasi.

Namun, keduanya memiliki beberapa perbedaan, seperti dari gejala yang dialami hingga tindakan yang perlu dilakukan.

Untuk lebih jelasnya, ketahui perbedaan telat haid karena stres dan hamil berikut ini.

Baca juga: Cara Menghitung Telat Haid dan Dikatakan Hamil

Perbedaan telat haid karena stres dan hamil

Masing-masing wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda. Namun, siklus menstruasi umumnya terjadi sekitar 24-38 hari setelah menstruasi terakhir.

Meskipun hanya satu hari, haid dapat dikatakan telat ketika Anda memiliki siklus menstruasi normal.

Namun, telat haid tidak hanya disebabkan oleh kehamilan. Ada berbagai masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebab telat haid, termasuk stres.

Baca juga: Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Muhammadiyah: Hanya Hitungan Bulan, Harus Dikembalikan Lagi

Stres dan kehamilan sama-sama akan menyebabkan haid terlambat atau berhenti sama sekali.

Namun, telat haid karena stres dan hamil berbeda.

Disarikan dari Cleveland Clinic dan WebMD, ada beberapa perbedaan telat haid karena stres dan hamil yang perlu diketahui.

Baca juga: Temani Titiek Puspa di Rumah Sakit, Inul Daratista: Sampai Detik Terakhir Eyang Mengembuskan Napas

  • Kondisi hormon ketika stres dan hamil

Perbedaan telat haid karena stres dan kehamilan yang pertama dapat dilihat dari efek yang ditimbulkan pada tubuh.

Stres dan kehamilan sama-sama akan mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga berdampak negatif pada siklus haid.

Ketika Anda merasa stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol.

Baca juga: Benarkah Asam Urat adalah Gejala Gagal Ginjal? Ini Jawaban Dokter

Hormon kortisol yang diproduksi akan membuat darah mens menjadi terlalu sedikit, menghambat siklus menstruasi, atau menghentikan menstruasi sama sekali.

Ketika tingkat stres terlalu tinggi, waktu telat haid akan lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan.

Sebaliknya, kadar hormon estrogen dan progesteron akan meningkat ketika terjadi pembuahan sel telur sehingga akan menghentikan peluruhan dinding rahim yang menyebabkan menstruasi.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saat Hasto Tampil Beda di Tengah Proses Hukum
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau