Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Polusi Udara Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental, Kok Bisa?

Kompas.com - 01/09/2023, 06:01 WIB
Agustin Tri Wardani,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dampak polusi udara ternyata tak hanya merusak kesehatan fisik seperti organ pernafasan dan jantung. Tapi, polusi udara juga dapat memengaruhi kesehatan mental

Dilansir dari American Psychiatric Association, beberapa penelitian menunjukkan dampak polusi udara dapat meningkatkan stres, tekanan psikologis, menambah risiko demensia, alzheimer, depresi, skizofrenia, bipolar, dan gangguan kepribadian.

Efek polusi udara tersebut tak hanya membayang-bayangi orang dewasa. Sejumlah penelitian juga membuktikan imbasnya dapat dirasakan anak-anak. 

Baca juga: Waspada, Polusi Udara Bisa Ganggu Kesuburan

Dampak polusi udara pada kesehatan mental

Dokter spesialis paru Dr. Garinda Alma Duta, Sp. P (K), FISR menjelaskan bagaimana polusi udara secara tidak langsung bisa memengaruhi kesehatan mental.

"Saat menghirup udara, polutan bisa msuk ke paru-paru dan pembuluh darah, sehingga bisa terbawa sampai ke otak. Di situlah terjadinya gangguan kesehatan mental." kata Garinda, saat berbincang di Live Instagram Kementerian Kesehatan, Rabu (30/8/2023).

Lebih lanjut Garinda menyampaikan, ada beberapa polutan atau sumber polusi udara yang dapat memengaruhi kesehatan otak. 

Ia menyebutkan, particulate matter atau PM 2.5 yang berukuran sangat kecil atau kurang dari 2,5 mikrometer bisa menembus sistem saraf dan otak. Hal itu dapat menurunkan kemampuan berpikir. 

Selain itu, Garinda juga mengatakan paparan gas CO2 saat terhirup bisa menurunkan daya pikir atau kemampuan kognitif. 

"Perubahan sel-sel di dalam otak memicu berbagai hal, sehingga dapat menganggu kesehatan mental.  Apalagi stres oksidatif naik, akhirnya akan berefek ke seluruh tubuh dan menganggu sistem saraf kita." tambah Gerinda

Senada dengan pendapat Garinda, sejumlah peneliti di AS dan Denmark menemukan fakta bahwa terdapat mekanisme peradangan saraf yang menghubungkan antara polusi udara dan masalah kejiwaan. 

Menurut ahli tersebut, orang yang menghirup polusi udara, bagian otaknya yang bertugas mengendalikan emosi akan mengalami perubahan, sehingga kemungkinan mengalami perubahan mental tertentu. 

Terutama, pada individu atau orang yang sebelumnya punya riwayat gangguan kecemasan dan depresi. 

Baca juga: 6M dan 1S untuk Cegah Dampak Polusi Udara

Tips mencegah efek buruk polusi udara pada kesehatan

Mengingat dampak polusi udara bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental, Anda yang tinggal dan beraktivitas di tempat dengan tingkat polusi tinggi perlu melakukan beberapa protokok kesehatan.

Menurut Kementerian Kesehatan, berikut protokol kesehatan 6M dan 1S untuk menangkal dampak buruk polusi udara:

  • Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website
  • Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/
  • tempat umum di saat polusi udara tinggi
  • Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
  • Menghindari sumber polusi dan asap rokok
  • Menggunakan masker saat polusi udara tinggi
  • Menjaga kebersihan dan kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat
  • Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan

Perlu diketahui, beberapa masker yang dapat digunakan saat terjadi polusi udara menurut ahli adalah masker jenis N95, KN95, KF94, dan masker bedah.

Dampak polusi udara memang sangat berbahaya bagi tubuh, karena efeknya yang bisa menyerang saluran pernafasan hingga gangguan kesehatan mental. Pastikan Anda menerapkan langkah-langkah pencegahan 6M dan 1S di atas.

Baca juga: Dampak Polusi Udara pada Kesehatan Pencernaan, Tak Sekadar Sakit Perut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com