KOMPAS.com - Vaginismus adalah kondisi medis yang memengaruhi kemampuan seorang wanita untuk berhubungan seksual karena kontraksi otot-otot di sekitar vagina.
Penderita vaginismus bisa mengalami tantangan signifikan dalam menjalani kehidupan seksual mereka.
Salah satu penyebab utama vaginismus adalah kondisi psikologis, seperti cemas dan trauma, serta masalah biologis tertentu.
Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab vaginismus berikut ini.
Baca juga: 3 Cara Diagnosis Vaginismus dan Pengobatannya
Dilansir dari Mayo Clinic,salah satu gejala utama vaginismus adalah kontraksi otot-otot di sekitar vagina yang tidak dapat dikendalikan.
Rasa takut akan rasa sakit atau kegagalan dalam mencapai penetrasi dapat memicu siklus kecemasan yang memperparah kondisi yang dialami.
Selain itu, dampak psikologis seperti stres, depresi, dan perasaan frustrasi juga dapat muncul akibat ketidakmampuan untuk menjalani hubungan seksual secara alami.
Salah satu penyebab utama vaginismus adalah faktor psikologis, termasuk kecemasan dan trauma emosional.
Selain faktor psikologis, kurangnya pengetahuan seksual yang memadai dan kondisi medis tertentu, seperti infeksi vagina atau masalah hormonal, juga dapat menjadi pemicu vaginismus.
Disarikan dari Very Well Family, berikut adalah beberapa penyebab vaginismus yang perlu dipahami.
Vaginismus sering kali terkait dengan faktor psikologis, seperti kecemasan, trauma seksual, atau perasaan takut terhadap rasa sakit selama hubungan seksual.
Pengalaman traumatis, baik yang terkait dengan kekerasan seksual atau pengalaman buruk dalam hubungan romantis sebelumnya, dapat menciptakan respons tubuh yang defensif terhadap penetrasi.
Kurangnya pengetahuan atau pendidikan seksual yang memadai dapat menjadi salah satu penyebab vaginismus.
Wanita yang tidak memahami anatomi seksual atau tidak tahu apa yang diharapkan selama berhubungan seksual mungkin mengalami ketegangan atau kecemasan yang dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali.
Beberapa kasus vaginismus dapat berkaitan dengan faktor biologis, meskipun kondisi ini lebih jarang terjadi.