KOMPAS.com - Nyeri sendi dapat dirasakan oleh siapa saja. Sering kali dianggap mengganggu aktivitas, nyeri sendi harus segera diatasi.
Beragam obat dan salep tersedia untuk meredakan nyeri sendi. Bahkan, beberapa orang selalu memiliki salep dan obat tersebut sebagai pencegahan jika nyeri sendi kambuh.
Nyeri sendi yang terjadi berulang tidak boleh dianggap sepele. Hal tersebut bisa saja timbul bukan karena sekadar kelelahan, melainkan sebagai gejala penyakit serius.
Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Sendi, Bukan Melulu Karena Radang Sendi
Salah satu penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami nyeri sendi adalah septic arthritis.
Septic arthritis merupakan penyakit yang timbul karena adanya infeksi yang menyakitkan pada cairan sendi (sinovial) dan jaringan sendi.
Infeksi tersebut biasanya mempengaruhi salah satu sendi besar pada tubuh, seperti lutut, pinggul, dan bahu.
Penyakit ini adalah jenis infeksi sendi yang serius karena dapat merusak tulang rawan maupun tulang pada sendi.
Maka dari itu, ketika terkena penyakit ini harus segera mendapat penanganan agar tidak semakin parah.
Penderita septic arthritis biasanya sangat merasa tidak nyaman dan sulit menggerakkan sendi yang terinfeksi.
Sendi yang terinfeksi dapat mengalami pembengkakan, berwarna merah, dan terasa hangat saat disentuh.
Penderita septic arthritis juga dapat mengalami demam tinggi, suhu tubuh tidak menentu (panas dingin), dan mudah lelah.
Sendi yang paling sering mengalami penyakit ini adalah lutut, pinggul, bahu, siku, pergelangan tangan, dan jari. Namun, septic arthritis hanya terjadi pada satu sendi.
Baca juga: 5 Makanan yang Pantang bagi Penderita Nyeri Sendi
Septic arthritis terjadi karena masuknya bakteri, kuman, atau virus, yang kemudian menyebar melalui aliran darah menuju persendian.
Melansir Hopkins Medicine, terdapat beberapa jenis bakteri,virus dan jamur yang dapat menyebabkan septic arthritis, yakni:
Septic arthritis paling sering terjadi karena bakteri Staphylococcus aureus atau yang dikenal dengan S. aureus.
Bakteri dapat masuk ke tubuh dengan cara berikut ini:
Baca juga: 4 Jenis Makanan untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Arthritis)
Terdapat beberapa orang yang lebih berisiko terkena septic arthritis, diantaranya:
Mendiagnosis penyakit ini sejak dini penting dilakukan untuk mencegah kerusakan permanen pada sendi.
Dilansir dari Web MD, untuk mendiagnosis septic arthritis dokter akan melakukan arthrocentesis atau aspirasi sendi untuk mengambil cairan sinovial pada sendi.
Selain itu, dokter juga melakukan sinar-X untuk menemukan kerusakan sendi. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mendeteksi peradangan.
Septic arthritis dapat diobati dengan menggunakan kombinasi antibiotik yang kuat dan menguras cairan sinovial yang terinfeksi dari sendi.
Baca juga: Nyeri Sendi, Waspada Artritis Rematoid
Dokter memberikan antibiotik untuk menghentikan penyebaran infeksi, yang dapat diberikan langsung ke pembuluh darah atau dengan obat tablet.
Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan pengawasan dokter karena memiliki efek samping, seperti mual, muntah, hingga diare.
Jika sendi masih sulit digerakkan, dokter akan merujuk penderita untuk berobat ke fisioterapis agar sendi tidak kaku dan dapat digerakkan kembali.
Pada sendi buatan yang terinfeksi, dokter akan menyarankan untuk melakukan penggantian lutut atau pinggul setelah infeksi diobati.
Septic arthritis dapat menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi yang dapat berujung kerusakan permanen pada sendi.
Maka dari itu, jangan anggap sepele jika mengalami nyeri sendi. Pahami gejala dan segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.