Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2021, 14:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Phlegmon adalah istilah medis yang menggambarkan peradangan jaringan lunak yang menyebar di bawah kulit atau di dalam tubuh.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi dan menghasilkan nanah.

Phlegmon dapat memengaruhi organ dalam seperti amandel atau usus buntu. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi jaringan yang berada di bawah kulit, jari, hingga kaki.

Baca juga: Kenali Apa itu Abses, Biang Luka Disertai Nanah yang Menyakitkan

Phlegmon dapat menyebar dengan cepat. Dalam beberapa kasus, phlegmon bisa mengancam jiwa.

Penyebab

Phlegmon sering disebabkan oleh bakteri, paling sering streptokokus grup A atau Staphylococcus aureus.

Bakteri tersebut masuk lewat kemungkinan berikut:

  • Bakteri dapat masuk melalui goresan, gigitan serangga, atau cedera untuk membentuk phlegmon tepat di bawah kulit jari atau kakii
  • Bakteri juga dapat menempel pada dinding organ dalam seperti dinding lambung atau usus buntu dan membentuk phlegmon.

Orang dengan sistem kekebalan yang terganggu mungkin sangat rentan terhadap pembentukan phlegmon.

Gejala

Gejala phlegmon bervariasi, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi.

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam dan melumpuhkan anggota tubuh atau area yang terlibat.

Pada kulit, gejala phlegmon dapat berupa:

  • Kemerahan
  • Rasa sakit
  • Bengkak.

Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Benjolan di Belakang Telinga Sesuai Penyebabnya

Phlegmon juga kerap disertai tanda-tanda sistemik dari infeksi bakteri, seperti:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Kelelahan
  • Demam
  • Sakit kepala.

Sementara pada organ dalam, phlegmon memiliki gejala umum seperti:

  • Nyeri
  • Gangguan fungsi organ.

Diagnosis

Segera temui dokter jika memiliki gejala phlegmon yang mulai parah, seperti:

  • Kulit memerah yang membengkak dan perih
  • Getah bening yang membengkak
  • Nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu, terutama saluran pencernaan, mata, dasar mulut, dan amandel.

Dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter biasanya juga melakukan pemeriksaan fisik.

Phlegmon pada kulit bisa jelas terlihat. Sebaliknya, phlegmon pada organ dalam lebih sulit untuk didiagnosis.

Dokter akan merasakan adanya benjolan atau nyeri tekan di area nyeri.

Beberapa pemeriksaan dapat diperlukan seperti:

Baca juga: 8 Gejala Tumor Desmoid (Tumor di Jaringan Ikat) yang Perlu Diwaspadai

  • Pemeriksaan darah
  • Analisa urin
  • USG
  • Sinar-X
  • MRI
  • CT scan

Perawatan

Pengobatan untuk phlegmon tergantung pada lokasi dan keseriusan infeksi.

Secara umum, pengobatan melibatkan antibiotik dan pembedahan.

Phlegmon kulit, jika kecil, dapat diobati dengan antibiotik oral.

Tetapi pembedahan mungkin diperlukan untuk membersihkan jaringan mati dari area tersebut dan menghentikan penyebaran infeksi.

Phlegmon oral dapat menyebar dengan cepat dan dapat mengancam jiwa.

Penggunaan antibiotik dini yang agresif dianjurkan bersama dengan intubasi (penempatan tabung pernapasan di trakea).

Pembedahan sesegera mungkin juga dianjurkan untuk mengeringkan area tersebut dan menghentikan penyebaran infeksi.

Pencegahan

Pencegahan phlegmon adalah dengan memerhatikan hal berikut:

Baca juga: Abses: Penyebab, Komplikasi, hingga Cara Mengatasinya

  • Mencegah luka dan kerusakan kulit,
  • Usahakan pengobatan luka tepat waktu
  • Lakukan segera pengobatan sumber potensial infeksi seperti karies, masalah kulit pustular dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau