KOMPAS.com - Fenilketonuria atau juga disebut PKU adalah kelainan bawaan langka yang menyebabkan asam amino fenilalanin menumpuk di dalam tubuh.
PKU disebabkan oleh cacat pada gen yang membantu menciptakan enzim yang dibutuhkan untuk memecah fenilalanin.
Tanpa enzim yang diperlukan untuk memproses fenilalanin, penumpukan berbahaya dapat berkembang ketika seseorang dengan PKU makan makanan yang mengandung protein atau makan aspartam, sejenis pemanis buatan.
Baca juga: Faktor Genetik Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Begini Solusinya
Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Kelainan fenilketonuria diturunkan melalui keluarga.
Kedua orang tua bisa meneruskan salinan gen yang tidak berfungsi sehingga bayi memiliki kondisi tersebut.
Jika hal ini terjadi, anak-anak mereka memiliki kemungkinan satu dibanding 4 untuk terkena PKU.
Bayi dengan PKU kehilangan enzim yang disebut fenilalanin hidroksilase.
Hal ini diperlukan untuk memecah asam amino esensial fenilalanin.
Tanpa enzim, kadar fenilalanin menumpuk di dalam tubuh. Penumpukan ini dapat membahayakan sistem saraf pusat dan menyebabkan kerusakan otak.
Fenilalanin berperan dalam produksi melanin tubuh, pigmen yang bertanggung jawab memberi warna kulit dan rambut.
Oleh karena itu, bayi dengan kondisi tersebut seringkali memiliki kulit, rambut, dan mata yang lebih terang daripada saudara lainnya yang tidak memiliki kelainan.
Gejala lain yang bisa dirasakan di antaranya:
Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur
Jika PKU tidak diobati, napas, kulit, kotoran telinga, dan urin mungkin memiliki bau apek.
Bau ini disebabkan oleh penumpukan zat fenilalanin di dalam tubuh.
Hubungi penyedia layanan kesehatan jika bayi belum diuji untuk tes skrining PKU.
Hal ini sangat penting jika ada anggota keluarga yang memiliki gangguan tersebut.
PKU dapat dengan mudah dideteksi dengan tes darah sederhana.
Tes umumnya dilakukan dengan mengambil beberapa tetes darah dari bayi baru lahir
Jika tes skrining positif, tes darah dan urin lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis. Tes genetik juga dilakukan.
Perawatan utama untuk PKU meliputi:
Baca juga: Mengenal TTN, Gangguan Pernapasan pada Bayi Baru Lahir
Jumlah fenilalanin yang aman berbeda untuk setiap pasien PKU dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Secara umum, maksud dari perawatan adalah untuk menjaga konsumsi jumlah fenilalanin yang cukup dan tidak berlebih.
Dokter dapat menentukan jumlah fenilanin yang aman melalui:
Karena jumlah fenilalanin yang dapat dikonsumsi dengan aman oleh penderita PKU sangat rendah, penting untuk menghindari semua makanan berprotein tinggi, seperti:
Kentang, biji-bijian dan sayuran lain yang memiliki protein juga dibatasi.
Baca juga: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?
Cacat mental yang parah terjadi jika gangguan tersebut tidak diobati.
ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) menjadi masalah umum pada mereka yang tidak mengikuti diet rendah fenilalanin.
Uji enzim atau pengujian genetik dapat menentukan apakah orang tua membawa gen untuk PKU.
Pengambilan sampel chorionic villus atau amniosentesis dapat dilakukan selama kehamilan untuk menguji bayi yang belum lahir dengan kondisi PKU.
Sangat penting bagi wanita dengan PKU untuk mengikuti diet ketat rendah fenilalanin baik sebelum hamil dan selama kehamilan.
Penumpukan fenilalanin akan merusak bayi yang sedang berkembang, bahkan jika anak tersebut tidak mewarisi penyakit sepenuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.