Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2021, 18:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kleptomania adalah kondisi saat seseorang tidak bisa menahan diri untuk mencuri sembarang barang di sekitar mereka, biasanya yang tidak dibutuhkan.

Barang yang dicuri oleh penderita kleptomania biasanya memiliki nilai kecil dan seringkali dibuang atau diberikan kepada orang lain setelah diambil.

Kleptomania merupakan gangguan kontrol impuls yang langka. Artinya, gangguan terhadap masalah kontrol diri emosional atau perilaku.

Baca juga: Kleptomania : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kondisi ini dapat bersifat sangat serius dan berdampak emosional terhadap penderita dan orang di sekitarnya jika tidak ditangani.

Tidak ada obat khusus untuk kleptomania. Namun, penanganan dengan terapi bicara (psikoterapi) dapat membantu mengakhiri siklus pencurian kompulsif.

Gejala

Beberapa gejala umum pada kleptomania, termasuk:

  • berulang kali gagal dalam menahan dorongan untuk mencuri
  • mencuri barang yang tidak berharga atau tidak dibutuhkan
  • merasa lega atau senang selama pencurian
  • merasa sangat bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu dan takut ditangkap setelah mencuri
  • pencurian individu tidak dilakukan karena delusi, mania, atau halusinasi, dan tidak dimotivasi oleh balas dendam atau kemarahan.

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab kleptomania. Namun, beberapa teori menunjukkan adanya perubahan pada otak yang menjadi akar dari kleptomania.

Penyebab kleptomania umumnya dikaitkan dengan hal berikut.

  • Masalah dengan serotonin. Serotonin merupakan bahan kimia otak yang terbentuk secara alami (neurotransmitter) dan berperan dalam mengatur suasana hati dan emosi. Tingkat serotonin rendah umum terjadi pada orang yang rentan terhadap perilaku impulsif.
  • Gangguan adiktif. Mencuri dapat menyebabkan pelepasan dopamin (neurotransmitter lain). Dopamin menyebabkan perasaan yang menyenangkan dan dan beberapa orang mencari perasaan ini berulang kali.
  • Sistem opioid otak. Dorongan mencuri kleptomania dapat diatur oleh sistem opioid otak.Ketidakseimbangan dalam sistem ini dapat mempersulit penderita menahan dorongan.

Baca juga: Apa itu Kleptomania?

Diagnosis

Dalam mendiagnosis kleptomania, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan psikologis. Evaluasi fisik dapat menentukan jika ada penyebab medis yang memicu tindakan impuls.

Perawatan

Pengobatan kleptomania dapat melibatkan obat-obatan dan psikoterapi, atau keduanya, juga bisa juga dengan kelompok swadaya.

Belum ada pengobatan khusus untuk kleptomania, sehingga penderita mungkin harus mencoba beberapa jenis perawatan yang sesuai.

Untuk obat-obatan, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk kecanduan, antidepresan, atau kombinasi obat lainnya.

Selain itu, terapi yang dapat dilakukan bagi penderita kleptomania disebut dengan terapi perilaku kognitif.

Terapi ini dapat membantu agar penderita mengelola dorongan kleptomania dengan lebih baik.

Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengobati kleptomania adalah terapi keengganan atau aversion therapy.

Penderita akan diminta untuk mengasosiasikan sesuatu yang tidak menyenangkan dengan dorongan mencuri, seperti memikirkan sesuatu yang menjijikan setiap kali dorongan mencuri muncul.

Baca juga: Ciri-ciri dan Penyebab Kleptomania 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau