Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mielitis Transversa adalah kelainan yang disebabkan oleh peradangan pada sumsum tulang belakang.

Gangguan ini ditandai dengan gejala dan tanda disfungsi neurologis pada traktus motorik dan sensorik pada kedua sisi medula spinalis.

Keterlibatan jalur kontrol motorik dan sensorik sering menghasilkan sensasi yang berubah, kelemahan, dan terkadang disfungsi pada saluran kemih atau usus.

Baca juga: Sklerosis Ganda

Berkaitan dengan sklerosis ganda

Mielitis transversa seringkali merupakan penyakit yang berlangsung hanya sekali.

Namun, bagi sebagian orang mielitis transversa adalah gejala awal dari penyakit serius lain pada sistem saraf, yaitu sklerosis ganda.

Sklerosis ganda adalah penyakit kronis yang belum diketahui obatnya. Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menerang sistem saraf pusat.

Sklerosis ganda juga dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, seperti:

  • otak
  • mata
  • anggota tubuh.

Tingkat keparahan gejala bervariasi dari orang ke orang.

Gejala

Tanda dan gejala mielitis transversa biasanya berkembang selama beberapa jam sampai beberapa hari dan terkadang berkembang secara bertahap selama beberapa minggu.

Kondisi ini juga biasanya memengaruhi kedua sisi tubuh di bawah area yang terkena sumsum tulang belakang, tapi terkadang gejala hanya memengaruhi satu sisi tubuh.

Tanda dan gejala khas meliputi:

Baca juga: 6 Vitamin untuk Membantu Mengatasi Peradangan

  • Nyeri. Nyeri pada mielitis transversa dapat terasa di punggung bawah secara tiba-tiba.Rasa sakit yang tajam dapat memengaruhi kaki, lengan, atau sekitar dada dan perut. Gejala nyeri juga bervariasi berdasarkan bagian sumsum tulang belakang yang terpengaruh.
  • Sensasi yang tidak normal. Beberapa penderita mielitis transversa melaporkan rasa kebas atau mati rasa, kesemutan, perasaan kedinginan atau terbakar. Beberapa juga dapat sangat sensitif terhadap sentuhan ringan pada pakaian atau terhadap panas dan dingin yang ekstrem. Penderita mungkin merasa seolah ada sesuatu yang membungkus erat kulit dada, perut, atau kaki.
  • Kelemahan di lengan atau kaki. Beberapa orang merasakan berat pada kaki atau menjadi tersandung atau menyeret satu kaki. Dalam beberapa kasus lain kaki terasa lemas parah atau bahkan mengalami kelumpuhan total.
  • Masalah kandung kemih dan usus. Termasuk perlu buang air kecil lebih sering, inkontinensia urin, kesulitan buang air kecil, dan sembelit.

Mielitis memiliki beberapa gejala yang sama dengan sklerosis ganda, seperti sensasi kesemutan di lengan dan kaki.

Penyebab

Sebanyak 60 persen dari kasus mielitis transversa tidak diketahui meski terdapat mekanisme inflamasi atau peradangan.

Namun, 40 persen sisanya dikaitkan dengan gangguan autoimun seperti sklerosis ganda, neuromielitis optika, lupus eritematosa sistemik, sindrom Sjorgren, dan sarkoidosis.

Istilah idiopatik (penyebab tidak diketahui) digunakan untuk menggambarkan situasi saat penyebab tidak diketahui.

Baca juga: 5 Gejala Peradangan Kronis yang Perlu Diwaspadai

Namun, kurangnya demonstrasi gangguan, mekanisme, atau agen penyebab dapat diakibatkan oleh kegagalan diagnosis dini atau akibat faktor penyebab yang menghilang dengan cepat.

Contohnya, seperti pada kasus infeksi virus atau gangguan pasca infeksi.

Diagnosis

Dokter akan meninjau riwayat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan fisik.

Jika pada evaluasi ini menunjukkan adanya masalah pada sumsum tulang belakang, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk:

  • menghilangkan kemungkinan bahwa sesuatu selain peradangan yang memengaruhi sumsum tulang belakang, seperti tumor, herniasi diskus, atau kompresi yang disebabkan oleh abses
  • membuat konfirmasi asdanya peradangan abnormal pada sumsum tulang belakang
  • mengidentifikasi penyebab peradangan abnormal.

Diangosis pada mielitis transversa dilakukan saat pasien mengembangkan gejala dan tanda sumsum tulang belakang subakut (selama beberapa hari) seperti penjelasan di atas.

Tes lain yang mungkin digunakan dapat meliputi:

  • MRI atau tes pencitraan lainnya untuk memastikan tidak adanya penyebab lain dari gangguan sumsum tulang belakang
  • Pungsi lumbar untuk mengetes cairan serebrospinal, cairan pelindung yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan otak. Orang dengan mielitis transversa mungkin memiliki jumlah sel darah putih atau protein sistem kekebalan yang sangat tinggi sebagai indikasi dari adanya peradangan. Cairan tulang belakang juga diuji untuk mengidentifikasi adanya infeksi virus atau kanker tertentu
  • Tes darah untuk memeriksa antibodi terkait dengan neuromielitis optika (peradangan pada sumsum tulang belakang dan saraf di mata). Orang dengan tes natibodi positif memiliki faktor risiko yang lebih tinggi mengalami serangan mielitis transversa dan memerlukan pengobatan untuk mencegah serangan di masa depan.

Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Bisa Memicu Peradangan

Selain itu, tes darah juga dapat mengidentifikasi infeksi penyebab dari mielitis transversal dan menyingkirkan penyebab gejala lainnya.

Perawatan

Pengobatan mielitis transversa sering dimulai dengan obat-obatan untuk mengurangi peradangan.

Penting untuk menggerakkan anggota tubuh untuk membantu menjaganya tetap sehat.

Selain itu, penderita juga mungkin akan diminta untuk melakukan terapi fisik demi membantu memperbaiki kerusakan saraf.

Jangan melakukan penundaan untuk perawatan.

Semakin cepat penanganan dilakukan setelah gejala muncul, semakin baik peluang untuk sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau