KOMPAS.com - Kraniosinotosis atau craniosynostosis adalah cacat lahir ketika satu atau lebih sendi fibrosa antara tulang tengkorak bayi (jahitan kranial) menutup sebelum otak bayi sepenuhnya terbentuk.
Pertumbuhan otak terus berlanjut, membuat kepala tampak cacat.
Biasanya, selama masa bayi, jahitan kranial ini tetap fleksibel, memberikan waktu bagi otak bayi untuk tumbuh.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak
Di bagian depan tengkorak, jahitan bertemu di titik lunak besar (fontanel) di atas kepala atau yang disebut dengan ubun-ubun.
Penyebab craniosynostosis tidak diketahui.
Gen mungkin berperan, tetapi biasanya tidak ada riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Lebih sering, kondisi ini mungkin disebabkan oleh tekanan eksternal pada kepala bayi sebelum lahir.
Perkembangan abnormal dasar tengkorak dan selaput di sekitar tulang tengkorak diyakini memengaruhi pergerakan dan posisi tulang saat tumbuh.
Dalam kasus ketika penyakit ini diturunkan melalui keluarga, hal itu dapat terjadi dengan masalah kesehatan lainnya, seperti kejang, penurunan kecerdasan, dan kebutaan.
Kelainan genetik yang umumnya terkait dengan craniosynostosis adalah:
Namun, kebanyakan anak dengan craniosynostosis dinyatakan sehat dan memiliki kecerdasan normal.
Baca juga: Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak yang Sayang Diabaikan
Pada bayi dengan kondisi ini, tanda yang paling umum adalah perubahan bentuk kepala dan wajah.
Satu sisi wajah anak mungkin terlihat sangat berbeda dari sisi lainnya.
Tanda-tanda lain yang kurang umum mungkin ialah:
Gejala craniosynostosis mungkin menyerupai kondisi atau masalah medis lain, jadi selalu konsultasikan dengan dokter anak untuk mengklarifikasi diagnosis.
Hubungi dokter anak segera jika bayi memiliki:
Baca juga: 7 Makanan yang Penting untuk Perkembangan Otak Anak
Penyedia layanan kesehatan akan meraba kepala bayi dan melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk memastikan diagnosis, tes berikut dapat dilakukan:
Pembedahan biasanya diperlukan. Hal itu dilakukan sebelum bayi beranjak besar.
Tujuan pembedahan adalah:
Craniosynostosis menghasilkan kelainan bentuk kepala yang bisa parah dan permanen jika tidak diperbaiki. Komplikasi yang mungkin terjadi ialah:
Tidak ada cara yang dijamin untuk mencegah craniosynostosis.
Baca juga: Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan dari Bulan ke Bulan
Tes genetik prenatal dapat menunjukkan mutasi gen yang dapat menyebabkan craniosynostosis.
Seorang konselor genetik juga dapat membantu memahami risiko genetik dan kemungkinan pilihan pengobatan jika bayi lahir dengan craniosynostosis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.