KOMPAS.com - Tidak hanya disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh gangguan autoimun yang disebut hepatitis autoimun.
Hepatitis autoimun merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel hati yang sehat.
Hati merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring toksin dan zat-zat berbahaya bagi tubuh, serta membantu proses pencernaan.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Hepatitis
Sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang sel-sel hati akan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada hati yang disebut hepatitis.
Jika tidak ditangani dengan tepat, hepatitis autoimun akan mengakibatkan terbentuknya jaringan parut pada hati (sirosis hati) hingga gagal hati.
Pada kasus yang parah, penderita mungkin memerlukan transplantasi hati untuk mengangkat organ hati yang rusak.
Merangkum WebMD dan Mayo Clinic, gejala hepatitis autoimun cukup bervariasi dengan tingkat keparahan kondisi yang berbeda pada tiap penderita.
Namun, terdapat beberapa gejala umum dari hepatitis autoimun, di antaranya:
Baca juga: 11 Gejala Hepatitis yang Tak Boleh Disepelekan
Dikutip dari National Organization for Rare Disorders, hingga saat ini penyebab hepatitis autoimun masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga disebabkan oleh dua faktor, yaitu interaksi antara gen yang mengontrol sistem imun, serta pengaruh virus dan obat-obatan tertentu.
Obat-obatan yang diduga berkaitan dengan penyakit ini, seperti minocycline, nitrofurantoin, dan hidralazin.
Sementara itu, infeksi yang diduga memicu penyakit ini adalah hepatitis (A, B, C, dan D), herpes simpleks, dan cytomegalovirus (CMV).
Sesuai namanya, hepatitis autoimun terjadi ketika sistem imun secara keliru menyerang sel-sel hati yang sehat.
Serangan sistem imun inilah yang kemudian menyebabkan peradangan dan kerusakan serius pada sel-sel hati.
Merangkum Healthline dan Mayo Clinic, sejumlah kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang terkena hepatitis autoimun:
Baca juga: 7 Jenis Hepatitis yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari WebMD, diagnosis hepatitis autoimun diawali dengan anamnesis mengenai gejala, riwayat medis, dan gaya hidup pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi keberadaan autoantibodi yang menjadi tanda dari penyakit autoimun.
Tes darah juga dapat membedakan hepatitis autoimun dengan jenis hepatitis lainnya dan penyakit lain dengan gejala serupa, serta menilai fungsi hati.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan dari hati (biopsi hati) untuk diperiksa lebih lanjut menggunakan mikroskop.
Mengutip Mayo Clinic, penanganan hepatitis autoimun bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan serangan sistem imun pada organ hati.
Berikut beberapa tindakan penanganan bagi penderita hepatitis autoimun:
Dokter akan meresepkan obat-obatan yang dapat menekan respons sistem kekebalan tubuh, seperti prednison dan azatioprin.
Dokter akan memberikan prednison dosis tinggi selama satu bulan pertama pengobatan.
Baca juga: Apakah Penyakit Hepatitis Menular?
Setelah itu, dokter akan menurunkan dosis prednison secara perlahan-lahan untuk mengendalikan penyakit dan menghindari efek samping.
Apabila obat-obatan tidak efektif menghambat perkembangan penyakit maka pasien akan mengalami sirosis, bahkan gagal hati.
Kondisi ini hanya dapat ditangani melalui transplantasi hati, di mana dokter akan mengangkat organ hati yang rusak dan menggantinya dengan hati donor yang sehat.
Dilansir dari situs Healthline, apabila tidak ditangani dengan benar, hepatitis autoimun dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:
Merangkum WebMD dan Cleveland Clinic, dikarenakan penyebab hepatitis autoimun masih belum diketahui secara pasti, menyebabkan kondisi ini tidak dapat dicegah.
Baca juga: Penularan Hepatitis Melalui Hubungan Seksual
Namun, penerapan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini, seperti:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.