KOMPAS.com - Parasit dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.
Salah satu infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan serangga adalah penyakit Chagas.
Penyakit Chagas merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi.
Baca juga: 5 Cara Mudah Menghilangkan Kutu Rambut
Parasit ini menular melalui gigitan serangga pengisap darah yang disebut kissing bug (Triatomine).
Penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan pada area yang digigit serangga hingga menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Selain melalui gigitan serangga, penyakit Chagas juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi, transfusi darah yang terinfeksi, atau donor organ.
Penyakit ini juga dapat diturunkan dari ibu kepada bayinya selama kehamilan maupun saat proses persalinan.
Penyakit Chagas disebut juga American trypanosomiasis sebab penyakit ini lebih umum ditemukan di negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Meskipun penyakit Chagas masih belum ditemukan di Indonesia, tetapi seseorang yang mengunjungi wilayah endemik penyakit ini berisiko mengalaminya.
Penyakit Chagas dinamakan seperti nama penemunya, yakni dr. Carlos Chagas yang berasal dari Brasil.
Jika tidak segera ditangani, penyakit Chagas dapat menyebabkan gangguan serius pada jantung dan sistem pencernaan.
Mengutip Mayo Clinic, penyakit Chagas dapat terjadi secara mendadak dan singkat (akut) atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).
Baca juga: Cara Mengeluarkan Serangga dari Telinga
Fase akut penyakit Chagas berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dan sering kali tidak menimbulkan gejala.
Namun, terdapat beberapa gejala yang bisa saja muncul, seperti:
Gejala penyakit Chagas pada fase akut biasanya hilang dengan sendirinya. Namun pada beberapa kasus, infeksi yang tidak ditangani akan berkembang ke fase kronis.
Gejala penyakit Chagas pada fase kronis dapat muncul 10 hingga 20 tahun setelah terinfeksi penyakit ini.
Berikut beberapa gejala penyakit Chagas yang terjadi pada fase kronis:
Baca juga: Kenali Bahaya dan Gejala Infeksi Gigitan Kutu Kucing pada Manusia
Dilansir dari situs WebMD, penyakit Chagas disebabkan oleh infeksi parasit Trypanosoma cruzi (T. cruzi).
Parasit ini menular melalui gigitan serangga kissing bug (Triatomine) yang masuk melalui mata, mulut, atau luka gigitan itu sendiri.
Serangga ini sering kali menggigit saat manusia sedang tidur dan bagian tubuh yang terkena adalah area dengan kulit yang tipis, seperti mata atau mulut.
Selain itu, parasit ini juga dapat menular melalui beberapa cara berikut:
Merangkum Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Chagas:
Baca juga: Kutu Kemaluan
Dilansir dari Mayo Clinic, diagnosis penyakit Chagas diawali dengan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Apabila pasien dicurigai terkena penyakit Chagas maka dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan tes darah.
Tes darah bertujuan untuk mendeteksi keberadaan parasit T. cruzi dan melihat adanya respons tubuh terhadap infeksi.
Selain itu, dokter mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut:
Baca juga: Tips ala Rumahan untuk Hilangkan Kutu Rambut
Merangkum World Health Organization dan Very Well Health, penanganan penyakit Chagas bertujuan untuk membunuh parasit dan meredakan gejala infeksi.
Dokter akan meresepkan obat antiparasit, seperti benznidazole atau nifurtimox kepada pasien untuk dikonsumsi selama dua bulan.
Kedua obat tersebut efektif untuk mengatasi penyakit Chagas pada fase akut, tetapi tidak dapat menyembuhkan penyakit Chagas pada fase kronis.
Meskipun demikian, obat-obatan tersebut dapat memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi.
Menurut Mayo Clinic, penyakit Chagas yang berkembang menjadi kronis dapat menimbulkan sejumlah komplikasi serius, seperti:
Dirangkum dari Mayo Clinic dan World Health Organization, hingga kini masih belum tersedia vaksin khusus yang dapat mencegah penyakit Chagas.
Meskipun demikian, beberapa tindakan berikut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit Chagas:
Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Kutu Rambut Secara Alami dan dengan bantuan Obat
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.