Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/08/2013, 09:48 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Obesitas merupakan faktor risiko dari banyak penyakit degeneratif. Kurang bergerak dan diet tidak seimbang diketahui menjadi penyebab seseorang mengalami kegemukan. Namun sebuah studi baru menemukan, risiko obesitas juga ditentukan pada kemampuan tubuh untuk mengubah sel lemak.

Konversi lemak dibutuhkan tubuh untuk menentukan pemanfaatan lemak tubuh sebagai energi atau hanya disimpan sebagai cadangan energi. Para peneliti mengatakan, kemampuan tubuh untuk mengonversi lemak dikontrol oleh sebuah reseptor vitamin D (VDR), sebuah protein yang berikatan dengan vitamin D.

Diketahui memiliki banyak fungsi, VDR ternyata juga menentukan konversi sel lemak dalam tubuh. Para peneliti asal Stanford University School of Medicine menemukan, VDR mampu mengonversi sel lemak dari lemak coklat (tipe energi) ke bentuk lemak putih (tipe cadangan energi), atau sebaliknya.

Ketua studi Dr Brian Feldman, asisten profesor endokrin anak mengatakan, latar belakang studi ini adalah untuk mengetahui jumlah vitamin D yang butuh dikonsumsi guna mengurangi kadar lemak coklat dalam tubuh.

Hanya saja, hasil studi justru menunjukkan sebaliknya. "VDR merupakan reseptor vitamin D independen sehingga konsumsi vitamin tersebut tidak berhubungan dengan proses pembentukan VDR," ujarnya.

Para peneliti mengatakan, temuan mereka ini dapat merujuk pada cara baru pengontrolan obesitas. Studi pun dapat membantu mengontrol kondisi terkait lainnya, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

Meski begitu, studi yang dipublikasi dalam jurnal Molecular Endocrinology ini masih memiliki keterbatasan. Studi belum dapat menjelaskan apakah VDR sebenarnya menyebabkan sel lemak putih terkonversi menjadi sel lemak coklat, atau justru menentukan bentuk putih atau coklat sebelum sel benar-benar berkembang menjadi sel lemak.

Para peneliti mengatakan, diperlukan studi lanjutan untuk menjelaskan hal ini. Terlepas dari itu, mereka tetap yakin hasil studi ini sangat berpotensi untuk menjadi dasar pembentukan pengobatan baru obesitas.

Feldman mengatakan, tim peneliti sudah memulai mengembangkan terapi yang menargetkan pada VDR. Tujuannya yaitu untuk mencegah VDR menghambat perkembangan lemak coklat tanpa mempengaruhi fungsi protein lainnya. Namun diperlukan uji selama bertahun-tahun ke depan, sebelum terapi ini mampu diterapkan pada manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+