JAKARTA, KOMPAS.com –Hari valentine adalah hari kasih sayang yang selama ini dikaitkan dengan hubungan asmara pria dan wanita. Padahal, makna hari kasih sayang sebenarnya luas, tak hanya antara laki-laki dan wanita.
Hari Valentine juga bukan momentum untuk melakukan seks bebas bagi para remaja yang sudah mengenal cinta. Sangat disayangkan ketika muncul paket cokelat berhadiah kondom menjelang Hari Valentine atau kamar hotel yang member diskon di Hari Valentine bagi pasangan yang ingin menginap.
Kedua contoh tersebut nampaknya ingin mengaitkan Hari Valentine dengan seks. Pergeseran makna ini pun harus disikapi agar tidak membentuk pandangan yang salah terhadap Hari Kasih Sayang.
“Kasih sayang itu tidak berkonotasi dengan seksual. Enggak ada korelasinya sebetulnya. Ada cokelat dikaitkan dengan kondom, apakah cinta itu harus selalu dengan hubungan seksual? Ini pemahaman yang harus diberikan secara masif kepada adik-adik kita,” ujar Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Advianti beberapa waktu lalu.
Menurut Maria, para remaja seharusnya didorong untuk merayakan valentine dengan kegiatan yang positif. Anggapan seks bebas agar remaja dibilang keren atau gaul tentu salah. Berpikirlah jangka panjang, jangan hanya kenikmatan sesaat.
“Tidak seks bebas itu lebih keren dan gaul. Kalau kamu melakukan hubungan seksual pranikah nanti setelahnya bagaimana? Itu pertanyaan agar mereka punya pemikiran lebih panjang,” lanjut Maria.
Kasih sayang pun tak hanya diberikan pada Hari Valentine saja, tetapi sepanjang hari lainnya. Menunjukkan kasih sayang kepada orang terkasih boleh-boleh saja. Kepada remaja, pengertian kasih sayang harus dipahami dengan tepat.
“Kasih sayang itu bukan seks. Diberi pengertian cinta itu seperti apa, yaitu bagaimana menghargai pacarnya, melindungi, menjadikan orang yang kita sayagi jadi yang terbaik. Merasa bangga punya pacar masih perawan, yang laki-laki juga bangga bisa menjaga keperjakaan,” terang Frenia TADS Nababan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Hari Valentine bisa dijadikan momen untuk menebar kasih sayang kepada orang-orang disekeliling kita. Kepada ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, dan teman-teman.
Risiko seks bebas
Seks bebas dapat berbuntut panjang yang merugikan. Seperti diketahui, seks bebas meningkatkan risiko penularan virus HIV hingga kehamilan tidak dikehendaki. Tak hanya kesehatan reproduksi yang dapat bermasalah, tetapi psikososial.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.