Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Mengontrol Hipertensi, Selain dengan Obat

Kompas.com - 25/02/2020, 13:35 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

3. Konsumsi makanan sehat

Bagi penderita hipertensi, konsumsi makanan sehat seperti beras merah, roti gandum, buah, sayur, dan produk susu rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah sampai 11 mmHg.

Jika Anda kesulitan mengubah pola makan menjadi lebih sehat, coba catat apa dan kapan  Anda mengonsumsi makanan atau minuman setiap hari.

Dalam seminggu, perhatikan daftar asupan yang masuk ke tubuh dan jadwalnya. Dengan begitu, Anda punya kesadaran lebih untuk mengatur asupan yang baik masuk ke tubuh.

4. Pangkas garam

Bagi penderita hipertensi, mengurangi asupan garam dapat menurunkan tekanan darah rata-rata sampai enam mmHg.

Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi garam tak lebih dari 2.000 miligram natrium, setara satu sendok teh garam atau lima gram garam per hari.

Untuk memangkas asupan garam, coba perhatikan baik-baik label makanan yang dikonsumsi.

Selain itu, minimalkan konsumsi makanan beku atau olahan yang kaya dengan garam.

Jangan hobi menambahkan garam dalam makanan. Ubah kebiasaan doyan asin dengan menambah cita rasa lewat rempah-rempah.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal? Begini Cara Pengukuran Paling Akurat

5. Berhenti merokok

Rokok rentan membuat tekanan darah melonjak. Berhenti merokok dapat mengontrol tekanan darah agar ajek normal.

Berhenti merokok juga dapat meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan.

Termasuk mengurangi risiko penyakit berbahaya seperti jantung, stroke, dan kanker.

6. Bijak konsumsi kafein

Kafein dari kopi, teh, cokelat, dll. disebut dapat meningkatkan tekanan darah sampai 10 mmHg bagi orang yang tidak terbiasa mengonsumsinya.

Namun, kafein tidak memengaruhi tekanan darah peminum kopi, cokelat, teh yang rutin mengonsumsi minuman berkafein tersebut.

Dengan mempertimbangan efek jangka panjang kafein pada tekanan darah, ada baiknya Anda bijak mengonsumsi kafein.

Bila perlu, cek kadar tekanan darah 30 menit setelah Anda mengonsumsi kafein. Jika ada kenaikan dari pengukuran sebelumnya, artinya Anda sensitif pada kafein.

Baca juga: Kopi Panas atau Es, Mana Lebih Baik untuk Kesehatan?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau