Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia

Kompas.com - 14/03/2020, 15:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru.

Melansir laman resmi WHO, pneumonia bisa disebabkan infeksi virus, bakteri, dan jamur.

Penyebab umum pneumonia adalah respiratory syncytial virus (RSV), bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib).

Sejumlah pasien penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona juga mengalami gejala pneumonia.

Baca juga: 5 Cara Bebas Panik di Tengah Banjir Informasi Virus Corona

Melansir CDC, gejala pneumonia di antaranya batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

Infeksi yang menyerang paru ini bisa menyerang siapa saja. Terutama kalangan orang lanjut usia (lansia), anak-anak di bawah lima tahun, pengidap penyakit kronis, dan perokok.

Penyakit ini gampang menular lewat cipratan dahak atau bersin (droplet) penderita.

Menurut data WHO pada 2017, pneumonia merupakan penyebab 15 persen kematian anak-anak di bawah usia lima tahun.

Kendati mematikan dan rentan menyerang anak-anak serta lansia, penyakit ini dapat dicegah lewat berbagai upaya.

Baca juga: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

Melansir berbagai sumber, berikut cara mencegah pneumonia:

1. Vaksinasi

Sejumlah virus penyebab pneumonia sudah ada penangkal atau vaksinnya.

Melansir pemberitaan Kompas.com (18/1/2020), beberapa vaksin untuk mencegah pneumonia yang beredar di Indonesia antara lain:

  1. Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) 13: vaksin untuk anak di bawah 2 tahun ini memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumonia.
  2. Vaksin Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV) 23: vaksin untuk orang berumur 64 tahun ke atas ini memberikan kekebalan terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
  3. Vaksin HIB: vaksin untuk bayi sampai orang dewasa ini memberikan kekebalan terhadap bakteri bakteri Haemophilus influenzae tipe B (HIB) biang pneumonia dan radang otak (meningitis).

Baca juga: 3 Alasan Hand Sanitizer Buatan Sendiri Tak Efektif Tangkal Corona

2. Cuci tangan dengan sabun

Virus dan bakteri penyebab pneumonia bisa menular lewat cipratan dahak atau bersin penderita yang terinfeksi.

Selain lewat cipratan langsung dalam radius kurang dari dua meter, cipratan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung penyakit tersebut juga bisa menempel di permukaan benda-benda sekitar kita.

Jika tangan seseorang memegang benda-benda tersebut, lalu ia tanpa sengaja memegang mata, hidung, atau mulut, orang tersebut bisa tertular pneumonia.

Untuk itu, cara terbaik mencegah pneumonia adalah dengan mencuci tangan dengan sabun. Virus, bakteri, dan kotoran dapat luruh saat dibersihkan.

Terutama setelah dari kamar mandi, mengganti popok, sebelum makan, dan saat menyiapkan makanan.

Jika tidak tersedia sabun dan air bersih, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol dengan kadar 60-95 persen.

Baca juga: Siapa Saja yang Paling Banyak Tertular Virus Corona?

3. Setop Merokok

Kebiasaan merokok dapat berisiko meningkatkan berbagai penyakit seperti pneumonia sampai kanker paru-paru.

Tembakau dalam rokok dapat merusak kemampuan paru-paru dalam melawan infeksi.

Untuk itu, para perokok dianggap kelompok berisiko tinggi yang wajib mendapatkan vaksin pneumokokus.

Berhenti merokok boleh jadi tidak mudah. Akan tetapi, upaya keras Anda sepadan demi alasan kesehatan.

4. Jaga gaya hidup sehat

Menjaga sistem daya tahan tubuh dalam kondisi prima adalah salah satu upaya mencegah infeksi kuman.

Sehingga, Anda perlu membangun kebiasaan hidup sehat dengan cara mengonsumsi asupan dengan gizi sehat dan seimbang, cukup tidur, dan berolahraga secara teratur.

Baca juga: Masker, Cuci Tangan, dan Hand Sanitizer, Mana Paling Ampuh Cegah Corona?

5. Hindari paparan polutan

Paparan polutan di udara dapat merusak dan mempercepat penuaan organ paru-paru.

Saat kondisi fisik masih muda dan kuat, paru-paru dengan mudah mampu melawan racun polutan.

Namun, seiring bertambahnya usia, organ vital ini kehilangan resistesi dan lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Sebisa mungkin, minimalkan paparan asap rokok, gas buang kendaraan bermotor, sampai penyegar udara sintetis, dan lilin beraroma yang mengandung bahan kimia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau