Untuk itu, Anda perlu menjaga keseimbangan antioksidan dan radikal bebas.
Saat kadar radikal bebas lebih banyak dari antioksidan, tubuh bisa mengalami stres oksidatif.
Kondisi stres oksidatif berkepanjangan bisa merusak struktur DNA dan molekul penting di tubuh.
Faktor gaya hidup, stres, dan pengaruh lingkungan juga bisa menyebabkan pembentukan radikal bebas berlebihan dan memicu stres oksidatif. Di antaranya:
Stres oksidatif berkepanjangan bisa meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.
Baca juga: Jenis Vitamin yang Disarankan untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Seperti dilansir laman resmi Harvard T.H. Chan School of Public Health, antioksidan mulai dilirik publik sejak 1990an.
Kala itu, ilmuwan membeberkan, kerusakan sel akibat radikal bebas bisa menyumbat pembuluh darah arteri, memicu kanker, dan penyakit kronis lain.
Beberapa studi mengemukakan, orang yang jarang makan sayur dan buah kaya antioksidan lebih berisiko mengidap penyakit kronis.
Uji klinis pun jamak dikembangkan untuk menguji efek konsumsi asupan mengandung beta karoten dan vitamin E sebagai senjata melawan penyakit kronis.
Baca juga: Makanan yang Mengandung Vitamin C dan E
Sayangnya, klaim fungsi antioksidan ini jamak disalahgunakan produsen suplemen antioksidan untuk mengeruk keuntungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.