KOMPAS.com - Ibu menyusui selalu punya banyak tantangan tersendiri. Banyak ibu yang mengeluhkan produksi air susu yang terlalu sedikit atau macet.
Namun, tak jarang pula ibu menyusui mengalami produksi ASI berlebih. Bahkan produksi ASI melebihi kebutuhan bayi.
Baca juga: Gejala Mastitis, Infeksi Payudara yang Kerap Dialami Ibu Menyusui
Kondisi produksi ASI berlebih ini dikenal juga dengan istilah sindrom hiperlaktasi.
Sekilas mungkin produksi ASI yang banyak ini terlihat seperti anugerah. Padahal, kondisi ini juga dapat menjadi tantangan yang cukup berat bagi ibu dan bayi pada proses menyusui.
Masalahnya bukan terletak pada pemenuhan ASI bagi si buah hati, tapi pada proses menyusui itu sendiri.
Tak jarang kondisi hiperlaktasi membuat si kecil tersedak saat menyusu. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyakitkan bagi sang ibu karena pengeluaran ASI tidak sempurna.
Lebih jauh lagi, ASI berlebih bisa menyebabkan infeksi payudara atau mastitis dan abses payudara.
Beberapa gejala yang bisa menjadi tanda hiperlaktasi di antaranya:
Pada ibu
Pada bayi
Ada beberapa penyebab dari kondisi ini seperti dilansir dari Mayo Clinic.
1. Manajemen menyusui yang kurang tepat
Produksi ASI selalu berkaitan dengan supply and demand. Artinya, produksi ASI berkaitan dengan rangsangan dari luar.
Baca juga: 5 Manfaat Superfood Daun Kelor untuk Ibu Menyusui
Manajemen menyusui yang kurang tepat dapat menimbulkan kondisi hiperlaktasi. Misalnya saja, Anda terlalu sering memerah ASI.
Hal tersebut direspons oleh tubuh dan otak sebagai peningkatan kebutuhan. Inilah yang kemudian menyebabkan produksi ASI terlalu banyak.