Misalnya, jika dibiarkan saja, demam berpotensi menyebabkan risiko buruk, seperti dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan kejang (demam sangat tinggi).
Pada bayi, obat demam sebaiknya baru diberikan ketika mereka rewel dan kurang istirahat.
Apabila anak demam dengan kondisi yang masih tampak nyaman, tindakan yang sebaiknya dilakukan hanya observasi.
Hal itu dilakukan sampai suhu turun dengan sendirinya dan tidak perlu diberikan obat penurun panas.
Baca juga: Alasan Tak Boleh Buru-buru Minum Obat Penurun Panas Saat Demam
Paracetamol dan ibuprofen kiranya menjadi dua jenis obat penghilang rasa sakit dan penurun panas tanpa resep yang paling umum digunakan selama ini, terutama pada anak-anak.
Dokter menjelaskan penyakit tipes bisa menyebabkan kematian. Namun, dengan pengobatan tepat dan cepat, penyakit ini mudah disembuhkan.
Meski cenderung memiliki manfaat yang sama, paracetamol dan ibuprofen tetap saja adalah dua jenis obat yang berbeda, sehingga tak boleh digunakan secara acak atau sembarangan.
Paracetamol dan ibuprofen berbeda dalam bagaimana mereka bekerja, seberapa cepat bekerja, berapa lama bertahan di dalam tubuh, termasuk risiko atau efek samping terhadap tubuh.
Jadi, mana yang lebih baik, paracetamol dan ibuprofen untuk mengatasi demam?
Melansir Buku Obat Sehari-hari (2014) oleh M. Sholekhudin, jika memang obat penurun panas diperlukan, obat pilihan utama yang dianjurkan adalah paracetamol.
Baca juga: 5 Cara Mengompres yang Benar Agar Demam Anak Cepat Turun
Dibandingkan dengan obat penurun panas lainnya, termasuk ibuprofen, paracetamol paling aman asalkan digunakan dengan dosis normal dan tidak dalam jangka panjang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.