Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bahaya Makan Sambil Berdiri bagi Kesehatan

Kompas.com - 30/08/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Refluks juga lebih mungkin terjadi jika ada terlalu banyak makanan di perut. Ini memberi tekanan pada katup yang memisahkan kerongkongan dari perut, meningkatkan kemungkinan isi perut akan naik kembali.

Menariknya, makan sambil duduk tegak atau berdiri bisa mengurangi tekanan pada perut sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya refluks.

4. Ganggu sistem pencernaan

Melansir Medical News Today, makan sambil berdiri dapat membuat lambung mengosongkan isi perut lebih cepat dibanding makan sambil duduk. Ini mungkin terkait dengan gravitasi.

Jika kondisi itu terjadi, lambung menjadi tidak punya banyak waktu untuk memecah zat-zat dalam makanan, sehingga nutrisi yang dicerna dan diserap oleh usus menjadi tidak maksimal.

5. Sebabkan perut kembung

Dalam beberapa kasus, makan sambil berdiri dapat menyebabkan masalah perut kembung.

Setiap orang memang bisa mengalami perut kembung dari karbohidrat yang tidak tercerna.

Namun, dua kelompok orang lebih mungkin mengalami ketidaknyamanan tersebut, yakni mereka yang tidak toleran laktosa atau sensitif terhadap fermentable oligo, disakarida, monosakarida, serta poliol (FODMAP).

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Perut Kembung Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

FODMAP adalah sekelompok makanan yang dapat menyebabkan gas.

Orang yang makan dengan cepat atau berjalan-jalan selama atau segera setelah makan dapat mencerna makanan hingga 30 persen lebih cepat.

Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan pencernaan karbohidrat yang buruk dan menyebabkan perut kembung.

Sementara, perut kembung dapat menimbulkan ketidaknyamanan sepanjang hari.

6. Rusak ginjal

Makan sambil berdiri dapat membuat makanan tidak mengalami proses penggilingan secara normal oleh organ pencernaan.

Alhasil, penyerapan nutrisi jadi terhambat dan mengakibatkan ginjal bekerja keras mengolah air untuk mendukung terjadinya proses penghancuran makanan yang dikonsumsi.

Kondisi inilah yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ginjal, bisa mengalami iritasi, kelelahan, dan kinerjanya menurun.

Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com