Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2020, 15:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Tembaga mungkin tak sepopuler jenis mineral lainnya, seperti kalsium, zat besi, kalium, maupun magnesium dalam kamus pemenuhan zat gizi sehari-hari.

Mengonsumsi mineral tembaga bahkan mungkin terdengar kurang lazim di telinga sebagian orang.

Padahal, tembaga adalah salah satu mineral penting yang diperlukan tubuh.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Fosfor Tinggi

Dalam sistem metabolisme tubuh, peran utama tembaga adalah mendukung pembentukan struktur kolagen, serta produksi hemoglobin dan energi.

Manfaat tembaga lainnya, yakni berguna dalam mendukung fungsi saraf dan pertumbuhan tulang.

Pada bayi, tembaga bahkan berperan dalam membantu perkembangan otak, sistem imun, termasuk pertumbuhan tulang yang kuat.

Kekurangan tembaga sendiri bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

  • Anemia
  • Kelelahan
  • Mudah sakit
  • Peningkatan kolesterol darah
  • Melemahnya fungsi kekebalan tubuh
  • Memicu terjadinya penyakit arteriosclerosis
  • Memicu osteopororis

Jumlah kebutuhan tembaga harian pada masing-masing orang dapat berbeda tergantung usia dan faktor risiko.

Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Magnesium Tinggi

Berikut ini adalah angka kebutuhan tembaga harian yang disarankan Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik (PMK) Indonesia No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia:

Bayi/anak

  • 0-5 bulan: 200 mcg
  • 6-11 bulan: 225 mcg
  • 1-3 tahun: 340 mcg
  • 4-6 tahun: 440 mcg
  • 7-9 tahun: 570 mcg

Laki-laki

  • 10-12 tahun: 700 mcg
  • 13-15 tahun: 795 mcg
  • 16-18 tahun: 890 mcg
  • 19-29 tahun: 900 mcg
  • 30-49 tahun: 900 mcg
  • 50-64 tahun: 900 mcg
  • 65-80 tahun: 900 mcg
  • 80+ tahun: 900 mcg

Perempuan

  • 10-12 tahun: 700 mcg
  • 13-15 tahun: 795 mcg
  • 16-18 tahun: 900 mcg
  • 19-29 tahun: 900 mcg
  • 30-49 tahun: 900 mcg
  • 50-64 tahun: 900 mcg
  • 65-80 tahun: 700 mcg
  • 80+ tahun: 700 mcg

Hamil

  • Trimester 1: + 100 mcg
  • Trimester 2: + 100 mcg
  • Trimester 3: + 100 mcg

Menyusui

  • 6 Bulan pertama: + 400 mcg
  • 6 Bulan kedua: + 400 mcg

Pemenuhan kebutuhan mineral tembaga pada bayi usia 0-6 bulan bersumber dari pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi

Sementara, untuk individu yang lebih tua dapat mengasup tembaga dari makanan tertentu.

Makanan tinggi tembaga

Dalam kondisi normal, kebutuhan tembaga harian dapat dipenuhi seseorang lewat makanan.

Konsumsi suplemen tembaga bisa saja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mineral tersebut, namun hal ini akan lebih baik jika berada di bawah pengawasan dokter.

Pasalnya, konsumsi suplemen tembaga secara berlebihan mungkin saja bisa terjadi hingga rentan menyebabkan kondisi gagal ginjal.

Jadi, akan lebih aman jika tembaga diperoleh dari sumber makanan alami.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kalium Tinggi

Berikut ini adalah beragam makanan yang mengandung tembaga tinggi:

1. Jeroan hati

Melansir Health Line, daging organ sapi, seperti hati bisa menjadi makanan yang bergizi.

Jerian hati dapat menyediakan beragam nutrisi dalam jumlah yang baik, termasuk vitamin B12, vitamin A, riboflavin (vitamin B2), folat (vitamin B9), zat besi, dan kolin.

Hati juga termasuk makanan yang mengandung tembaga tinggi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau