Mengonsumsi alkohol terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.
Hal ini bisa terjadi mungkin karena efek alkohol pada hati.
Baca juga: 12 Cara Mencegah Kanker Secara Alami
7. Penyakit hati
Hati berperan penting dalam menyeimbangkan kadar hormon seks.
Pada kasus penyakit hati yang parah, seperti sirosis, hati tidak bekerja dengan baik dan kadar hormon tidak merata, menyebabkan kadar androgen lebih rendah dan kadar estrogen lebih tinggi.
Pria dengan penyakit hati juga memiliki peluang lebih tinggi untuk mengembangkan pertumbuhan payudara jinak laki-laki (ginekomastia) dan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
8. Perawatan estrogen
Obat yang berhubungan dengan estrogen pernah digunakan dalam terapi hormonal untuk pria dengan kanker prostat.
Perawatan ini dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
Ada kekhawatiran bahwa individu transgender atau transeksual yang mengonsumsi estrogen dosis tinggi sebagai bagian dari pergantian jenis kelamin juga memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi.
Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Namun, belum ada penelitian tentang risiko kanker payudara pada individu transgender, sehingga tidak jelas apa risiko kanker payudara pada mereka.
9. Kegemukan
Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko kanker payudara wanita meningkat dengan obesitas (kelebihan berat badan) setelah menopause.
Obesitas juga merupakan faktor risiko kanker payudara pria.
Pasalnya, sel lemak dalam tubuh mengubah hormon pria (androgen) menjadi hormon wanita (estrogen).
Artinya, pria gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi di dalam tubuhnya.
10. Kondisi testis
Kondisi tertentu, seperti testis yang tidak turun, memiliki gondongan saat dewasa, atau salah satu atau kedua testis diangkat melalui pembedahan (orchiectomy) dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria.
Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?
Beberapa faktor risiko kanker payudara pada pria tersebut dapat dikendialikan.
Misalnya, Anda perlu menghindari alkohol, menjaga berat badan seimbang, dan tetap aktif.
Sementara itu, jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga yang kuat, segeralah diskusikan hal ini dengan dokter.
Dokter mungkin akan menyarankan agar Anda bertemu dengan seorang konselor genetik untuk mempertimbangkan pengujian genetik untuk mengetahui apakah Anda membawa gen yang meningkatkan risiko kanker atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.