Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2020, 13:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Gizmodo,Time

KOMPAS.com - Susu berbasis tumbuhan atau nabati menjadi salah satu alternatif pengganti susu sapi bagi orang yang mengalami intoleransi laktosa atau alergi.

Jenis varian susu nabati sangat banyak dan mudah kita temui, mulai dari susu kedelai, susu beras, susu kelapa atau santan, serta susu almon.

Namun, apakah jenis susu nabati tersebut dapat menggantikan kandungan gizi dari susu sapi?

Baca juga: Minum Susu sebelum Tidur, Perlu atau Tidak?

Sama penasarannya dengan kita, para peneliti dari McGill University, Kanada membandingkan kandungan gizi susu sapi dengan keempat susu nabati tersebut.

Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah susu berbasis tumbuhan tersebut merupakan alternatif yang baik dan sehat.

"Ya, masing-masing susu, termasuk susu sapi, memiliki manfaat kesehatan yang membantu tubuh kita," ungkap Sai Kranthi Vanga, kandidat PhD di Departemen Teknik Bioresource di McGill University dikutip dari Gizmodo.

"Tapi, jika kita berbicara tentang kegunaan sari segi nutrisi, maka sayangnya tidak. Tidak semua susu nabati itu sehat," imbuhnya.

Susu sapi

Susu sapi dianggap memiliki nutrisi terbaik karena mengandung karbohidrat, lemak, dan protein paling banyak.

Selain itu, kandungan dalam susu sapi tersebut juga memiliki potensi dalam memerangi kuman. Misalnya saja protein, yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Sayangnya, meski sudah dipasteurisasi, susu sapi masih menjadi vektor paling umum untuk infeksi penyakit bawaan makanan.

Di tambah lagi, salah satu alergi yang paling umum terjadi adalah intoleran laktosa (salah satu kandungan susu sapi).

Baca juga: Antara Susu Kambing dan Sapi, Mana yang Lebih Bergizi?

Susu kedelai

Susu kedelai, salah satu susu nabati yang memiliki banyak nutrisi. Bahkan, di antara kandungan nutrisi susu kedelai, ada fitonutrien yang dikenal sebagai isoflavon yang mencegah kanker.

Susu kedelai juga memiliki keunggulan, yaitu mengandung lebih sedikit kalori dibanding susu sapi.

Sayangnya, bagi beberapa orang, susu kedelai meninggalkan rasa khas yang kurang enak di mulut setelah mengonsumsinya.

Susu beras

Susu beras memiliki kandungan yang hampir mirip dengan produk susu sapi. Hanya saja, susu beras tidak memiliki banyak nutrisi dan mengandung gula tiga kali lipat kandungan karbohidrat susu sapi.

Oleh karena itulah, para peneliti tidak menyarankan orang untuk mengonsumsi susu beras saja.

"Konsumsi susu beras sebagai alternatif susu sapi tanpa perawatan yang tepat dapat menyebabkan malnutrisi, terutama pada kasus bayi," tulis para peneliti dalam laporan di Journal of Food Science dikutip dari Time.

Santan

Pada susu kelapa atau santan, kandungan lemak baiknya cukup banyak jika rendah kalori. Sayangnya, jenis susus nabati yang satu ini hanya memiliki sedikit protein.

Baca juga: Antara Susu Murni dan Susu Skim, Mana yang Lebih Sehat?

Terlebih lagi, saat susu kelapa atau santan disimpan cukup lama atau hingga 2 bulan, nilai nutrisinya memudar.

Susu almon

Ketenaran susu almon belakangan sedang naik daun karena dianggap punya banyak manfaat untuk tubuh.

Susu almon merupakan salah satu susu nabati yang rendah kalori. Selain itu, susu ini kaya akan lemak tak jenuh tunggal.

Para peneliti menyebut bahwa mendapatkan lemak sehat dari susu almon mungkin bermanfaat bagi penurunan berat badan dan manajemen berat badan.

Sayangnya, susu almon juga rendah protein dan karbohidrat.

Dengan kata lain, susu almon kurang bergizi jika dibanding susu sapi atau susu kedelai.

Di akhir penelitiannya, para peneliti menyimpulkan bahwa susu kedelai merupakan alternatif terbaik sebagai pengganti susu sapi.

Meski begitu, mereka mengakui bahwa rasa yang paling diterima oleh manusia adalah susu almon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com