KOMPAS.com – Gejala saraf kejepit perlu diketahui untuk memastikan keberadaan kondisi medis yang menyakitkan ini.
Seperti diketahui, tulang belakang manusia normalnya terdiri dari ruas-ruas yang mana di antara ruas-ruas tersebut terdapat bantalan yang disebut sebagai discus intervertebralis (DI).
Di dalam discus intervertebralis ini terdapat nucleus berbentuk seperti jeli yang berfungsi sebagai bola dan penahan guncangan, dibantu oleh dinding yang melingkari nucleus yang disebut annulus fibrosus (AF).
Baca juga: 10 Penyebab Leher Sakit dan Cara Mengatasinya
Sementara, di belakang discus intervertebralis terdapat saraf yang berjalan dari otak menuju ke anggota gerak atas dan bawah.
Komponen ini yang memungkinkan seseorang bisa menggerakkan kedua ekstremitas itu.
Apabila terjadi hernia nucleus pulposus (HNP), maka saraf tersebut akan terjepit.
Kondisi inilah yang kerap disebut sebagai kondisi saraf kejepit.
Merangkum Cleveland Clinic, penyebab saraf kejepit adalah multifaktor.
Tetapi, secara umum pemakaian yang berlebihan dan berulang bisa menyebakan kerusakan pada annulus fibrosus yang pada akhirnya membuat nucleus keluar dari tempatnya.
Kondisi tersebut antara lain dapat dipicu oleh faktor pekerjaan atau aktifitas sehari-hari, kondisi obesitas, termasuk penuaan, genetik, dan kebiasaan merokok.
Karena dinding nucleus atau annulus fibrosus pecah dan material nucleus keluar menjepit saraf di belakangnya, jepitan itu bisa menyebabkan peradangan terhadap saraf dan pada akhirnya timbul sakit yang sifatnya menjalar.
Baca juga: 7 Penyebab Sakit Pinggang Saat Bangun Tidur dan Cara Mengobatinya
Melansir Mayo Clinic, kebanyakan saraf kejepit terjadi di punggung bawah, meskipun bisa juga terjadi di leher.
Berikut ini adalah tanda dan gejala saraf kejepit yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri lengan atau kaki
Jika HNP atau saraf kejepit terjadi di punggung bawah, seseorang biasanya akan merasakan nyeri paling hebat di bagian pantat, paha, dan betis.