Hal ini terjadi karena adanya neurotransmitter di otak dan usus yang disebut serotonin.
Serotonin berfungsi mengatur suasana hati sekaligus berperan dalam menjaga fungsi pencernaan.
Itu sebabnya, kondisi otak kita juga bisa memengaruhi kesehatan pencernaan.
Depresi dan stres juga dapat membuat sistem kekebalan bekerja kurang optimal, yang membuat penderitanya mudah sakit.
Beberapa penelitian berhipotesis bahwa stres kronis dan depresi dapat menyebabkan respons peradangan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa infeksi, seperti flu biasa, umumnya tidak menyebabkan komplikasi serius.
Akan tetapi, sistem kekebalan yang lemah membuat seseorang berisiko mengalami komplikasi infeksi atau tertular infeksi yang lebih sulit diobati.
Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Masa Kehamilan
Depresi dan sulit tidur bisa menjadi lingkaran setan berbahaya. Pasalnya, depresi seringkali memicu gangguan tidur dan tidur yang tidak berkualitas bisa memicu gejala depresi.
Selain itu, gangguan tidur jangka panjang juga bisa memicu tekanan darah tinggi, diabetes, masalah terkait berat badan, dan beberapa jenis kanker.
Depresi bisa menyebabkan perubahan nafsu makan, yang memicu penurunan atau penambahan berat badan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan