Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2020, 18:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Keputihan bisa jadi adalah salah satu keluhan yang paling banyak diutarakan oleh para wanita di berbagai belahan dunia.

Keputihan atau dalam istilah medis dikenal sebagai leucorrhea, white discharge, atau fluor albus merupakan istilah untuk menjelaskan keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.

Keadaan ini biasanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Vagina

Keputihan sebenarnya adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembaban organ intim wanita.

Melansir Medical News Today, cairan atau lendir yang diproduksi dalam vagina dan leher rahim ini akan membawa sel-sel mati serta bakteri keluar dari vagina, sehingga vagina tetap bersih.

Penyebab keputihan fisiologis (normal) adalah faktor hormonal.

Keputihan normal dapat terjadi pada masa subur, dan masa menjelang atau sesudah menstruasi.

Keputihan normal juga bisa terjadi melalui rangsangan seksual.

Pada kondisi tersebut, keputihan yang terjadi pada umumnya memiliki ciri-ciri berikut:

  • Encer dan tidak lengket
  • Berwarna bening
  • Tidak didapatkan rasa gatal
  • Tidak berbau

Meski beberapa keputihan bersifat normal, namun kaum hawa perlu mewaspadai beberapa hal yang dapat menyebabkan keputihan menjadi abnormal.

Pasalnya, keputihan patologis (abnormal) dapat mengindikasikan adanya penyakit tertentu.

Baca juga: 13 Makanan untuk Meningkatkan Gairah Seks

Salah satu penyebab keputihan abnormal paling sering adalah adanya infeksi pada organ reproduksi wanita, seperti infeksi bakteri (vaginitis), infeksi jamur (candidiasis), dan infeksi parasit (trikomoniasis).

Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi gejala infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS) tertentu.

Karena dapat menyebar ke rahim, ovarium, dan saluran tuba, serta dapat ditularkan ke pasangan seksual, deteksi dini dan pengobatan IMS sangat penting untuk dilakukan.

Melansir Mayo Clinic, gejala keputihan abnormal yang perlu diperhatikan di antaranya, yakni:

  • Adanya peningkatan volume lendir, yakni menjadi berlebihan
  • Adanya perubahan warna, misalnya warna putih seperti susu, warna kuning atau hijau
  • Adanya perubahan kekentalan lendir (menyerupai keju cottage)
  • Kemerahan, rasa gatal, terbakar atau iritasi pada vagina atau area kulit yang mengelilingi vagina dan uretra (vulva)
  • Disertai pendarahan atau bercak yang tidak berhubungan dengan menstruasi
  • Pada beberapa kasus juga disertai nyeri pada perut

Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?

Pada kondisi keputihan abnormal inilah, kaum wanita disarankan untuk menjadwalkan kunjungan ke dokter.

Sebagai informasi, keputihan abnormal jarang terjadi pada remaja putri prapubertas dan wanita yang telah menopause.

Cara mengobati keputihan

Merangkum Health Line, jenis pengobatan keputihan sangat bergantung dari penyebab keputihan yang terjadi.

Karena bagaimana pun juga, keputihan tidak normal bukanlah gejala dari satu infeksi atau kondisi kesehatan.

Oleh sebab itu, dokter perlu meninjau gejala pasien dan mungkin melakukan tes untuk menentukan penyebab keputihan yang tidak biasa.

Tes yang direkomendasikan mungkin termasuk:

  • Tes fisik
  • Tes Kanker Serviks
  • Sampel ditinjau di bawah mikroskop
  • Tes pH

Jika Anda mengalami infeksi jamur, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur dalam bentuk pil atau krim.

Sedangkan kondisi lain, seperti trikomoniasis atau vaginosis bakterial, mungkin memerlukan antibiotik selain perawatan lain.

Sementara, PMS harus diobati dengan antibiotik.

Perlu diingat, bahwa ada kemungkinan juga seorang wanita bisa mengalami lebih dari satu infeksi pada satu waktu.

Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com