KOMPAS.com - Paru-paru basah sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis.
Istilah ini hanya familiar bagi masyarakat awam untuk menjelaskan adanya masalah pada organ paru-paru yang parah.
Istilah paru-paru basah dalam bahasa medis disebut sebagai pneumonia.
Baca juga: Apakah Mungkin Menderita Pneumonia Tanpa Demam?
Banyak orang selama ini mungkin berpikir penyebab paru-paru basah atau pneumonia adalah faktor gaya hidup tertentu.
Misalnya, sering berkendara sepeda motor larut malam atau tidak memakai jaket, mandi malam hari, tidur dengan kipas angin, tidur di lantai, termasuk juga merokok.
Padahal, asumsi tersebut keliru.
Pneumonia yang merupakan penyakit peradangan pada paru-paru ini melainkan disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Melansir American Lung Association, pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam bakteri, virus, dan jamur di udara yang kita hirup.
Mengidentifikasi penyebab pneumonia ini bisa menjadi langkah penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Berikut penjelasannya:
1. Bakteri
Jenis pneumonia bakteri yang paling umum disebut pneumonia pneumokokus.
Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernafasan bagian atas.
Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?
Bakteri ini dilaporkan menginfeksi lebih dari 900.000 orang Amerika setiap tahun.
Pneumonia bakteri dapat terjadi dengan sendirinya atau berkembang setelah Anda terserang pilek (salesma) atau flu.
Pneumonia bakteri sering menyerang hanya satu bagian (lobus) paru-paru.
Ketika ini terjadi, kondisi tersebut disebut pneumonia lobar.
Mereka yang berisiko terbesar terkena pneumonia bakterial termasuk orang yang baru pulih dari operasi, orang dengan penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan orang yang sistem kekebalannya lemah.
Beberapa jenis bakteri menyebabkan apa yang disebut pneumonia "atipikal", termasuk:
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?
Bakteri ini disebut sebagai "atipikal" karena pneumonia yang disebabkan oleh organisme ini mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda, yaitu tampak berbeda pada hasil rontgen dada, atau merespons antibiotik yang berbeda dengan bakteri biasa yang menjadi penyebab pneumonia.
Meskipun disebut "atipikal", infeksi ini tidak jarang terjadi.
2. Virus
Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menyebabkan pneumonia.
Virus influenza adalah penyebab paling umum dari virus pneumonia pada orang dewasa.
Respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada anak kecil.
Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri.
Pneumonia virus biasanya dapat membaik dalam satu hingga tiga minggu tanpa pengobatan.
Namun, pneumonia virus yang disebabkan oleh virus influenza (flu) bisa parah dan terkadang berakibat fatal.
Virus ini menyerang paru-paru dan berkembang biak, tapi hampir tidak ada tanda fisik jaringan paru-paru yang terisi cairan.
Pneumonia virus paling serius pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau paru-paru dan wanita hamil.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?
3. Jamur
Jamur dari tanah atau kotoran burung bisa menyebabkan pneumonia.
Jamur ini paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah.
Pneumocystis pneumonia adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.
Pneumocystis pneumonia terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan jangka panjang yang menekan sistem kekebalan mereka, seperti yang digunakan untuk mengobati kanker atau mengelola transplantasi organ.
Jenis jamur lain yang dapat menyebabkan pneumonia, yakni:
Siapa pun bisa terkena pneumonia, tetapi banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda sakit dan menderita penyakit yang lebih parah.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Melansir Health Line, berikut ini adalah kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi terjangkit paru-paru basah atau pneumonia:
Baca juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru-paru yang Harus Diwaspadai
Dalam banyak kasus, pneumonia dapat dicegah.
Merangkum Medical News Today, berikut ini beberala hal yang bisa dilakukan sebagai cara mencegah pneumonia atau paru-paru basah:
1. Vaksinasi
Garis pertahanan pertama melawan pneumonia adalah mendapatkan vaksinasi.
Ada beberapa vaksin yang dapat membantu mencegah pneumonia.
Apa saja?
Prevnar 13 and Pneumovax 23
Kedua vaksin pneumonia ini membantu melindungi dari pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Dokter dapat memberi tahu Anda mana yang lebih baik untuk Anda.
Prevnar 13 efektif melawan 13 jenis bakteri pneumokokus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan vaksin ini untuk:
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Antioksidan Tinggi
Sementara itu, pneumovax 23 efektif melawan 23 jenis bakteri pneumokokus. CDC merekomendasikan vaksin ini untuk:
Vaksin flu
Pneumonia sering kali merupakan komplikasi dari flu, jadi pastikan juga untuk mendapatkan vaksinasi flu tahunan.
CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang berusia 6 bulan ke atas perlu mendapatkan vaksinasi, terutama mereka yang mungkin berisiko mengalami komplikasi flu.
Vaksin Hib
Vaksin ini melindungi dari Haemophilus influenzae tipe b (Hib), sejenis bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia dan meningitis.
Baca juga: Kanker Paru-paru: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
CDC merekomendasikan vaksin ini untuk:
Menurut National Institutes of Health (NIH), vaksin pneumonia tidak akan mencegah semua kasus kondisi tersebut.
Tetapi jika Anda divaksinasi, Anda cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan dan lebih pendek serta risiko komplikasi yang lebih rendah.
Selain vaksinasi, ada hal lain yang bisa Anda lakukan untuk menghindari pneumonia.
Berikut yang baik dilakukan:
Bersama dengan vaksinasi dan langkah-langkah pencegahan tambahan, Anda dapat membantu mengurangi risiko terkena pneumonia atau paru-paru basah.
Baca juga: Mengenal Pneumonia, Seberapa Bahaya Penyakit Ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.