KOMPAS.com - Serangan jantung dapat terjadi saat pembuluh darah arteri koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat.
Penyumbatan pembuluh darah ke jantung ini dapat menghentikan dan mengurangi aliran darah serta oksigen yang masuk ke jantung.
Dalam dunia medis, serangan jantung dikenal dengan istilah infark miokard.
Baca juga: 3 Gejala Serangan Jantung Pada Wanita, Tak Hanya Sakit Dada
Melansir Heart Foundation, penyebab serangan jantung paling umum adalah penyakit jantung koroner.
Kondisi ini terjadi saat pembuluh darah arteri koroner mengalami penyempitan lantaran tertutup plak dari lemak dan kolesterol.
Penyempitan arteri ini dapat mengurangi aliran darah yang masuk ke otot jantung secara signifikan.
Saat terjadi serangan jantung, plak dari dinding arteri bisa pecah dan membentuk gumpalan.
Gumpalan tersebut menghalangi aliran darah dan membuat pasokan darah via arteri terhambat. Dampaknya, otot jantung bisa rusak.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Selain itu, serangan jantung juga bisa disebabkan pembuluh darah arteri koroner kejang dan menyempit.
Kondisi ini juga bisa mengurangi atau menghambat aliran darah mencapai jantung.
Jika arteri mengalami kejang yang parah, penderitanya bisa mengalami serangan jantung.
Penyebab serangan jantung lainnya yang kurang lazim namun terkadang terjadi yakni robeknya dinding pembuluh arteri koroner.
Serangan jantung bisa berdampak fatal sampai merenggut nyawa penderitanya.
Terkadang tanda serangan jantung bisa samar atau tidak dirasakan penderitanya.
Baca juga: 7 Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Sebelum terlambat, kenali gejala serangan jantung sebagai berikut:
Penderita bisa merasakan dadanya nyeri, tertekan, terasa sesak, atau tidak nyaman.
Rasa sakit atau tidak nyaman di dada tersebut bisa ringan, berangsur-angsur hilang, lalu kumat kembali.
Gejalanya juga tidak selalu berkutat di dada sebelah kiri, namun terkadang di bagian tengah seperti saat penyakit asam lambung kambuh.
Baca juga: 12 Penyebab Serangan Jantung
Tanda serangan jantung tidak selalu menyasar atau berkutat di sekitar organ jantung.
Terkadang, gejala serangan jantung juga bisa terasa di seluruh bagian tubuh.
Hal itu membuat penyakit ini terkadang sulit diidentifikasi.
Rasa tidak enak badan yang dirasakan penderita serangan jantung juga bisa terjadi di lengan, leher, punggung, rahang, sampai perut.
Gejala serangan jantung ini bisa berbeda-beda. Terkadang ada yang merasakan punggungnya seperti ditekan atau sesak seperti diikat dengan tali.
Baca juga: Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung
Penderita serangan jantung bisa mengalami sesak napas sampai napasnya terengah-engah, padahal tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.
Sesak napas ini bisa disertai nyeri dada atau tanpa nyeri dada. Selain itu, penderita juga jamak merasakan pusing.
Gejala serangan jantung berupa sesak napas dan pusing ini lebih sering dialami penderita wanita.
Namun, tidak menutup kemungkinan pria juga mengalami gejala serupa.
Baca juga: Diawali Nyeri Dada, Ini Beda Gejala pada GERD dan Serangan Jantung
Mual dan munculnya keringat dingin biasanya dialami penderita flu.
Namun, kondisi ini juga bisa dirasakan orang yang terkena serangan jantung.
Jika ada beberapa gejala serangan jantung di atas, ada baiknya Anda tidak mengabaikannya.
Bahkan saat Anda tidak yakin itu tanda serangan jantung, atau hanya mengalami satu atau dua ciri-ciri di atas.
Ada baiknya Anda tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis. Dengan begitu, peluang selamat dari komplikasi serangan jantung bisa diantisipasi.
Hal yang tak kalah penting, ingat selalu cara terbaik mencegah serangan jantung adalah melakukan pemeriksaan jantung berkala, menjaga tekanan darah, kolesterol, dan gula darah tetap stabil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.