KOMPAS.com - Tekanan darah dan denyut nadi adalah dua pengukuran yang dapat digunakan dokter untuk memantau kondisi jantung dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Meskipun mirip, keduanya masing-masing dapat mengatakan hal yang sangat berbeda tentang apa yang terjadi dalam tubuh Anda.
Denyut nadi atau detak jantung mengacu pada berapa kali jantung Anda berdetak dalam satu menit.
Baca juga: 9 Gejala Detak Jantung Lemah yang Perlu Diwaspadai
Pengukuran detak jantung berkisar dari 60 hingga 100 denyut per menit.
Sementara, tekanan darah adalah ukuran seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Nilai untuk tekanan darah adalah 120/80 mmHg.
Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik. Sedangkan, angka 80 berarti tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi atau kerap disebut tekanan diastolik.
Jika Anda mengalami tekanan darah tinggi dengan denyut nadi rendah, itu berarti Anda memiliki tekanan darah mencapai 130/139 mmHg, tetapi jantung Anda berdetak kurang dari 60 kali per menit.
Untuk mempertimbangkan bagaimana denyut nadi dan tekanan darah Anda dapat memengaruhi satu sama lain, pikirkan denyut nadi Anda sebagai sistem kelistrikan dan tekanan darah Anda sebagai pipa saluran air.
Melansir Health Line, denyut nadi Anda sebagian besar dikendalikan oleh impuls listrik. Impuls ini bergerak melalui jantung Anda, memberi tahu bilik untuk berdetak di waktu yang sama.
Baca juga: 9 Penyebab Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai
Olahraga, stres, ketakutan, dan faktor lain dapat mempercepat denyut nadi Anda. Sedangkan, menjadi tidak aktif dapat memperlambatnya.
Sistem kelistrikan ini merangsang gerakan pemompaan yang mendorong sistem perpipaan jantung Anda.
Jika "pipa" atau pembuluh darah tidak tersumbat, darah dengan mudah mengalir melaluinya.
Namun, apabila pembuluh darah Anda sempit atau memiliki semacam penyumbatan, jantung Anda harus bekerja lebih keras atau berdetak lebih cepat untuk memompa darah. Hal ini bisa menghasilkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ketika tekanan darah dan denyut nadi Anda tidak seimbang, jantung Anda akan tegang. Anda mungkin juga akan mengalami berbagai gejala, seperti:
Baca juga: 6 Efek Darah Tinggi pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
Dalam kasus yang sangat ekstrim, detak jantung rendah dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan serangan jantung.
Merangkum Medical News Today, ada beberapa pemungkinan penyebab tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah.
Berikut ini yang bisa terjadi:
1. Efek samping konsumsi obat
Beberapa kondisi medis atau obat-obatan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah.
Beta-blocker adalah kelas obat yang terkadang diresepkan oleh dokter untuk mengobati tekanan darah tinggi dan mengurangi efek gagal jantung.
Contoh beta-blocker meliputi: