Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/12/2020, 10:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Keracunan makanan adalah keluhan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri, virus, atau parasit merugikan.

Meskipun banyak makanan mengandung organisme yang berpotensi membahayakan, biasanya organisme tersebut dapat dimusnahkan selama proses memasak.

Tapi, jika Anda tidak mempraktikkan kebersihan yang baik dan metode penyimpanan makanan yang tepat, seperti tidak rajin mencuci tangan dan menyimpan daging mentah di dasar lemari es secara benar, makanan yang dimasak pun dapat terkontaminasi dan membuat Anda sakit.

Baca juga: Beda Gejala Sakit Perut Akibat Virus dan Keracunan Makanan

Mengonsumsi makanan yang mengandung toksin beracun juga bisa menyebabkan keracunan makanan.

Racun ini secara alami dapat ditemukan dalam makanan, seperti beberapa spesies jamur atau diproduksi oleh bakteri dalam makanan yang telah membusuk.

Gejala keracunan makanan

Karena ada banyak jenis organisme yang dapat menyebabkan keracunan makanan, gejala dan tingkat keparahannya dapat bervariasi.

Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang

Selain itu, jeda waktu antara makan dan munculnya gejala keracunan makanan pada masing-masing orang juga dapat berlainan, yakni bisa beberapa jam hingga beberapa hari.

Maka dari itu, terkadang cukup sulit untuk bisa mengidentifikasi makanan yang menjadi penyebab keracunan.

Namun, beberapa makanan telah teridentifikasi memiliki risiko yang lebih besar untuk dapat mengakibatkan keracunan makanan daripada makanan lainnya.

Baca juga: 12 Makanan yang Baik untuk Pencernaan

Makanan yang dimaksud tersebut, termasuk:

  • Daging sapi dan daging ayam yang kurang matang
  • Telur
  • Produk susu yang tidak dipasteurisasi
  • Kerang
  • Buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih

Meski demikian, sebagian besar keracunan makanan menyebabkan beberapa tanda yang tidak jauh beda.

Berikut ini adalah beragam gejala keracunan makanan yang layak diwaspadai:

1. Sakit perut dan kram

Dalam kasus keracunan makanan, organisme berbahaya dapat menghasilkan racun yang mengiritasi lapisan lambung dan usus Anda. Hal ini dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan di perut Anda, yang dapat menyebabkan rasa sakit di perut.

Baca juga: 9 Penyebab Sakit Perut dan Diare yang Terjadi Bersamaan

Melansir Health Line, orang yang keracunan makanan juga mungkin akan mengalami kram perut, karena otot perut berkontraksi untuk mempercepat pergerakan alami usus untuk menyingkirkan organisme berbahaya secepat mungkin.

Tapi perlu diingat, sakit perut dan kram adalah hal yang umum dan dapat terjadi karena sejumlah alasan. Oleh karena itu, gejala sakit perut dan kram saja mungkin bukan tanda keracunan makanan.

Selain itu, tidak semua kasus keracunan makanan akan mengakibatkan sakit perut atau kram perut.

2. Diare

Baca juga: Migrasi dari Kartu SIM Dimulai, Berikut Daftar HP yang Support e-SIM di Indonesia

Diare adalah kondisi ketika penderitanya menjadi sering buang air besar (BAB), setidaknya lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan kondisi tinja yang encer.

Diare ini adalah gejala khas keracunan makanan.

Diare bisa terjadi karena peradangan membuat usus kurang efektif dalam menyerap kembali air dan cairan lain yang dikeluarkannya selama pencernaan.

Diare juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Rasa tergesa-gesa untuk pergi ke kamar mandi
  • Perut embung
  • Kram perut

Baca juga: 10 Makanan yang Bisa Bantu Mengatasi Sakit Perut

Karena Anda cenderung kehilangan lebih banyak cairan daripada biasanya, Anda berisiko mengalami dehidrasi saat diare.

Oleh karena itu, penting untuk tetap minum cairan agar tetap terhidrasi.

Selain air, menyesap makanan cair seperti kaldu dan sup dapat membantu memerangi dehidrasi dan memberi Anda sedikit energi jika Anda tidak dapat mentolerir makanan padat.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

Untuk memeriksa apakah Anda mengalami dehidrasi, pantau warna urine Anda.

Jika urine Anda berwarna lebih gelap dari biasanya, itu mungkin mengindikasikan Anda mengalami dehidrasi yang harus diatasi.

3. Sakit kepala

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau