Tak hanya warga dari RT 002/RW 008, beberapa warga dari luar RT bahkan secara bertahap berminat mendaftar menjadi nasabah.
Baca juga: Nyata Bahayakan Anak, Rokok Diserukan Naik Harga
Denok bercerita, pada mulanya, tabungan dari hasil setor sampah warga di Kampung Kitiran kebanyakan hanya digunakan untuk keperluan seperti membeli sembako dan membayar listrik.
Kemudian, berjalannya waktu, di tahun ketiga berdirinya bank sampah, warga berubah pikiran.
Mulai April 2019, warga sepakat untuk mengalikan tabungan uang dari setoran sampah menjadi tabungan emas atau berinvestasi emas.
Warga saat itu menyambut baik program PT Pegadaian (Persero) memilah sampah menjadi emas.
“Banyak warga, terutama ibu-ibu yang antusias karena berpikir investasi emas itu harganya akan naik terus kan,” tutur Denok.
Karena alasan ini pula bank sampah di Kampung Kitiran kemudian diberi nama Bank Sampah Kitiran Emas.
Denok membeberkan, salah satu warga di Kampung Kitiran kini bahkan sudah ada yang berhasil menabung emas hingga 13,5 gram.
Artinya, jika harga 1 gram emas sekarang ditaksir Rp1 juta, warga tersebut sudah berhasil mengumpulkan uang Rp13,5 juta dalam kurun waktu belum genap 2 tahun dari sampah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.