Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyebab Nyeri Panggul pada Pria dan Wanita yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 29/12/2020, 14:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Panggul adalah area di bawah pusar dan di atas paha.

Panggul juga bisa dipahami sebagai bagian terbawah dari perut atau area pangkal paha.

Baik pria maupun wanita bisa merasakan sakit di bagian tubuh ini.

Baca juga: 15 Penyebab Nyeri Panggul pada Wanita yang Perlu Diketahui

Nyeri panggul bisa jadi menandakan adanya masalah pada saluran kemih, organ reproduksi, atau saluran pencernaan.

Beberapa penyebab nyeri panggul, seperti kram menstruasi pada wanita termasuk normal terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan.

Sementara, penyebab lainnya bisa jadi cukup serius sehingga memerlukan kunjungan dokter atau rumah sakit.

Berikut ini adalah beberapa penyebab nyeri panggul yang dapat bisa terjadi pada pria maupun wanita:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

ISK adalah infeksi bakteri di suatu tempat di saluran kemih, termasuk uretra, kandung kemih, ureter, dan ginjal.

ISK sangat umum terjadi, terutama pada wanita.

Melansir Health Line, sekitar 40 hingga 60 persen wanita akan terkena ISK seumur hidup mereka, sering kali di kandung kemih.

Seseorang biasanya akan mengalami nyeri panggul dengan ISK.

Nyeri biasanya di bagian tengah panggul dan di daerah sekitar tulang kemaluan.

Baca juga: Infeksi Saluran Kemih pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Gejala infeksi saluran kemih lainnya termasuk:

  • Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil
  • Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil
  • Urine keruh, berdarah, atau berbau menyengat
  • Sakit samping dan punggung (jika infeksi ada di ginjal)
  • Demam

2. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Gonore dan klamidia adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui aktivitas seksual.

Sekitar 820.000 orang dilaporkan terinfeksi gonore setiap tahun.

Sementara, klamidia menginfeksi hampir 3 juta orang setiap tahun.

Sebagian besar kasus IMS ini menyerang orang yang berusia 15 hingga 24 tahun.

Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai

Dalam banyak kasus, gonore dan klamidia tidak menimbulkan gejala.

Wanita mungkin mengalami nyeri di panggul mereka, terutama saat mereka buang air kecil atau buang air besar.

Pada pria, nyeri bisa di testis.

Gejala gonore lainnya meliputi:

  • Keputihan abnormal (pada wanita)
  • Perdarahan antar periode (pada wanita)
  • Keluarnya cairan, nyeri, atau pendarahan dari rektum

Sedangkan, gejala klamidia lainnya meliputi:

  • Keluarnya cairan dari vagina atau penis
  • Nanah dalam urine
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya
  • Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
  • Nyeri saat berhubungan seks
  • Nyeri tekan dan pembengkakan testis (pada pria)
  • Keluarnya cairan, nyeri, atau pendarahan dari rektum

Baca juga: Waspada Kutil Kelamin (1): Gejalanya Kerap Tak Disadari

3. Hernia

Hernia terjadi ketika suatu organ atau jaringan mendorong melalui titik lemah di otot perut, dada, atau paha. Ini menciptakan tonjolan yang menyakitkan atau rasa nyeri.

Nyeri hernia bertambah parah saat penderita batuk, tertawa, membungkuk, atau mengangkat sesuatu.

Gejala hernia lainnya termasuk:

  • Perasaan berat di area tonjolan
  • Kelemahan atau tekanan di daerah hernia
  • Nyeri dan bengkak di sekitar testis (pada pria)

Baca juga: 5 Jenis Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai

4. Apendisitis atau radang usus buntu

Apendiks atau usus buntu adalah kantung tipis yang menempel di usus besar.

Pada apendisitis, usus buntu membengkak.

Kebanyakan orang yang menderita radang usus buntu dilaporkan berusia remaja atau 20-an.

Nyeri pada usus buntu dimulai tiba-tiba dan bisa parah.

Biasanya berpusat di bagian kanan bawah perut atau rasa sakit bisa mulai di sekitar pusar dan berpindah ke perut kanan bawah.

Kondisi ini menjadi lebih buruk ketika penderita menarik napas dalam-dalam, batuk, atau bersin.

Gejala usus buntu lainnya termasuk:

  • Mual
  • Muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Demam ringan
  • Sembelit atau diare
  • Pembengkakan perut

Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain

5. Batu ginjal atau infeksi

Batu ginjal terbentuk ketika mineral seperti kalsium atau asam urat menggumpal dalam urine dan membentuk batuan keras.

Batu ginjal biasanya lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Sebagian besar batu ginjal tidak menimbulkan gejala sampai mulai bergerak melalui ureter (saluran kecil yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih).

Karena tabungnya kecil dan tidak fleksibel, ureter tidak dapat meregang untuk memindahkan batu, dan ini menyebabkan rasa sakit.

Kedua, ureter bereaksi terhadap batu dengan menjepit batu tersebut mencoba untuk memerasnya yang menyebabkan kejang yang menyakitkan.

Ketiga, jika batu menghalangi aliran urine, ia dapat kembali ke ginjal sehingga menyebabkan tekanan dan nyeri. Nyeri ini bisa sangat parah.

Rasa sakit biasanya dimulai di sisi dan punggung penderita, tetapi bisa menyebar ke perut bagian bawah dan selangkangan.

Penderita juga bisa merasakan sakit saat buang air kecil.

Baca juga: 8 Gejala Batu Ginjal yang Pantang Disepelekan

Nyeri batu ginjal datang dalam gelombang yang semakin intens dan kemudian menghilang.

Sementara, infeksi ginjal dapat berkembang jika bakteri masuk ke ginjal. Ini juga dapat menyebabkan nyeri di punggung, samping, perut bagian bawah, dan selangkangan.

Terkadang penderita batu ginjal juga mengalami infeksi ginjal.

Gejala lain dari batu ginjal atau infeksi meliputi:

  • Darah dalam urine, yang mungkin berwarna merah muda, merah, atau coklat
  • Urine keruh atau berbau busuk
  • Kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya
  • Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil
  • Terbakar atau nyeri saat buang air kecil
  • Mual
  • Muntah
  • Demam
  • Badan panas dingin

6. Cystitis

Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih yang biasanya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.

Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit atau tekanan di panggul dan perut bagian bawah.

Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal

Selain nyeri pinggul, gejala cystitis lainnya termasuk:

  • Dorongan kuat untuk buang air kecil
  • Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil
  • Buang air kecil sedikit demi sedikit
  • Darah dalam urine
  • Urine keruh atau berbau menyengat
  • Demam ringan

7. Irritable bowel syndrome

Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus adalah suatu kondisi yang menyebabkan gejala usus seperti kram.

IBS tidak sama dengan penyakit radang usus yang menyebabkan peradangan jangka panjang pada saluran pencernaan.

IBS memengaruhi sekitar dua kali lebih banyak wanita daripada pria dan biasanya dimulai sebelum usia 50 tahun.

Baca juga: 10 Makanan yang Bisa Bantu Mengatasi Sakit Perut

Nyeri perut dan kram IBS biasanya membaik saat penderitanya buang air besar.

Selain nyeri pinggul, gejala IBS lainnya termasuk:

  • Kembung
  • Gas
  • Diare
  • Sembelit
  • Lendir di tinja

8. Masalah pada saraf pudendal

Saraf pudendus berfugsi memasok perasaan ke alat kelamin, anus, dan uretra.

Cedera, pembedahan, atau pertumbuhan dapat memberi tekanan pada saraf ini di area masuk atau keluar dari panggul.

Pudendal nerve entrapment atau jebakan saraf pudendal menyebabkan nyeri saraf.

Ini terasa seperti sengatan listrik atau nyeri yang sangat menyakitkan di alat kelamin, area antara alat kelamin dan rektum (perineum), dan di sekitar rektum.

Rasa sakit bertambah parah saat penderita duduk, dan membaik saat mereka berdiri atau berbaring.

Baca juga: Kapan Harus Pergi ke Dokter Saat Diare?

Gejala jebakan saraf pudendal lainnya termasuk:

  • Kesulitan memulai aliran urine
  • Kebutuhan yang sering atau mendesak untuk buang air kecil
  • Sembelit
  • Buang air besar yang menyakitkan
  • Mati rasa pada penis dan skrotum (pada pria) atau vulva (pada wanita)
  • Kesulitan mendapatkan ereksi (pada pria)

9. Adhesi

Adhesi adalah pita jaringan mirip parut yang membuat organ dan jaringan di perut saling menempel.

Seseorang bisa mendapatkan perlekatan setelah menjalani operasi pada perut.

Sekitar 93 persen orang yang menjalani operasi perut mengalami perlengketan setelahnya.

Adhesi tidak selalu menimbulkan gejala.

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Tapi saat organ dan jaringan di perut saling menempel, sakit perut adalah gejala yang paling umum terjadi.

Sensasi tarikan tajam dan nyeri sering dilaporkan.

Melansir Medical News Today, meskipun perlengketan biasanya tidak menimbulkan masalah, jika usus saling menempel dan tersumbat, seseorang bisa mengalami sakit perut yang parah atau gejala seperti ini:

  • Mual
  • Muntah
  • Perut bengkak
  • Sembelit
  • Suara keras di perut

Temui dokter segera jika Anda memiliki gejala-gejala ini.

Nyeri panggul sementara dan ringan mungkin memang tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Namun, jika rasa sakitnya parah atau berlanjut selama lebih dari seminggu, lebih baik segeralah buat janji bertemu dengan dokter.

Baca juga: 6 Makanan Penyebab Peradangan yang Perlu Diwaspadai

Seseorang juga harus menemui dokter jika mengalami kondisi berikut:

  • Darah dalam urine
  • Urine berbau busuk
  • Kesulitan buang air kecil
  • Ketidakmampuan untuk BAB
  • Perdarahan antar periode (pada wanita)
  • Demam
  • Badan panas dingin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com