KOMPAS.com - Anemia aplastik adalah kondisi saat tubuh berhenti memproduksi sel darah baru dalam jumlah yang cukup.
Masalah kesehatan langka ini membuat sumsum tulang tidak bisa membuat sel darah merah, sel darah putih, trombosit, atau ketiganya.
Kondisi ini membuat penderitanya jadi lebih mudah lelah, rentan terkena infeksi, dan menyebabkan pendarahan sulit terkontrol.
Berikut gejala, penyebab dan cara mengatasi anemia aplastik yang perlu diketahui.
Baca juga: Waspada, Suka Makan Es Batu Berisiko Rusak Gigi dan Tanda Anemia
Melansir Mayo Clinic, beberapa gejala anemia aplastik yang jamak dirasakan penderitanya yakni:
Gejala anemia aplastik bisa terjadi dalam waktu singkat atau berkepanjangan. Kondisi penyakit ini juga bisa ringan, parah, bahkan fatal.
Baca juga: Anemia: Gejala dan Cara Mengatasi
Anemia aplastik dapat muncul sejak lahir atau anemia aplastik bawaan. Ada juga jenis anemia aplastik yang muncul secara perlahan atau tiba-tiba.
Penyebab anemia aplastik paling umum adalah gangguan sistem daya tahan tubuh yang menyerang sel induk di sumsum tulang.
Seperti diketahui, sel induk di sumsum tulang bertuugas menghasilkan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada penderita anemia aplastik, sel punca rusak. Akibatnya, sumsum tulang menjadi kosong atau aplastik.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Penyakit Anemia
Selain masalah gangguan sistem daya tahan tubuh, faktor lain yang dapat merusak sistem produksi sel darah di sumsum tulang antara lain:
Selain beberapa penyebab di atas, anemia aplastik juga dapat disebabkan beberapa faktor risiko yang belum diketahui. Beberapa orang terkena anemia aplastik tanpa sebab jelas.
Baca juga: Cara Membuat Jus Buah Bit untuk Atasi Anemia
Setelah dokter berhasil mengidentifikasi penyebab pastinya, gejala anemia aplastik bisa dikontrol.
Apabila kasus tidak parah, penderita tidak memerlukan perawatan medis khusus, kecuali jika jumlah darah turun di bawah tingkat tertentu.
Dokter umumnya baru akan meresepkan terapi hormon atau obat tertentu untuk merangsang sumsum tulang agar memproduksi lebih banyak sel darah merah.
Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi
Jika muncul gejala infeksi, dokter umumnya juga akan merekomendasikan obat antibiotik atau obat antijamur.
Selain itu, kebanyakan penderita anemia aplastik membutuhkan transfusi darah.
Apabila jumlah darah sangat rendah, dokter akan menyarankan transplantasi sumsum tulang atau sel induk.
Prosedur ini dapat menyembuhkan anemia aplastik tapi membutuhkan donor yang tepat dan biaya yang tidak sedikit.
Tak hanya perawatan di atas, penderita anemia aplastik perlu memodifikasi gaya hidup total dengan menghindari cedera dan pendarahan, sering cuci tangan, sampai rutin vaksinasi flu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.